Waspadai Tanda Rabun Jauh pada Anak, Orang Tua Disarankan Rutin Periksa Mata

Ilustrasi - Rabun pada anak-anak -Pinterest @DadsFads-

JAMBIKORAN.COM – Banyak orang tua mungkin pernah memperhatikan anaknya duduk terlalu dekat dengan televisi, menyipitkan mata saat membaca, atau merasa cepat lelah ketika melihat ke arah jauh.

Menurut para ahli, tanda-tanda tersebut bisa menjadi indikasi awal gangguan penglihatan rabun jauh atau mata minus pada anak.

Rabun jauh, dalam istilah medis disebut miopia, merupakan kelainan refraksi yang terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh tepat di retina, melainkan di depannya.

Kondisi ini menyebabkan objek yang berada jauh tampak buram, sementara benda dekat masih terlihat jelas.

BACA JUGA:Kemenhaj Setarakan Masa Tunggu, Antrean Haji Indonesia Kini Menjadi 26 Tahun

BACA JUGA:Perkap Kapolri Nomor 4 Tahun 2025, Pedoman Penindakan Penyerang Terhadap Institusi dan Personel Polri

Dokter spesialis mata menilai bahwa kasus rabun jauh pada anak kian meningkat, seiring perubahan gaya hidup.

Faktor kebiasaan menatap layar gawai terlalu lama, kurangnya aktivitas fisik di luar ruangan, hingga faktor keturunan menjadi pemicu utama.

Anak yang mengalami miopia biasanya kerap mengedipkan mata ketika menonton televisi, kesulitan membaca tulisan di papan tulis, hingga sering mengeluh sakit kepala setelah beraktivitas visual.

Untuk mencegah kondisi ini bertambah parah, orang tua disarankan segera membawa anak ke dokter mata ketika gejala awal muncul.

BACA JUGA:Komedian Bedu Ajukan Cerai, Akui Sudah Lama Tinggal Terpisah dari Istri

BACA JUGA:Waspadai 8 Risiko Kesehatan Akibat Sering Tidur dengan AC Menyala

Pemeriksaan rutin sangat penting, karena pertambahan minus dapat mengganggu aktivitas belajar dan perkembangan anak.

Dengan deteksi dini, dokter dapat memberikan penanganan tepat sesuai kebutuhan, mulai dari penggunaan kacamata dengan lensa khusus, hingga terapi tetes mata yang berfungsi memperlambat progresivitas minus.

Selain pemeriksaan berkala, gaya hidup sehat juga berperan besar dalam menjaga kesehatan mata anak.

Orang tua diimbau membatasi waktu penggunaan gawai, mendorong anak lebih banyak bermain di luar ruangan, serta memastikan pencahayaan cukup ketika anak membaca atau belajar.

BACA JUGA:Komedian Bedu Ajukan Cerai, Akui Sudah Lama Tinggal Terpisah dari Istri

BACA JUGA:Waspadai 8 Risiko Kesehatan Akibat Sering Tidur dengan AC Menyala

Aktivitas di luar ruangan, terutama dengan paparan cahaya alami, dipercaya mampu menekan laju perkembangan rabun jauh pada anak.

Rabun jauh pada anak memang tidak bisa diabaikan, karena jika dibiarkan dapat berkembang menjadi lebih parah dan berpotensi menimbulkan komplikasi penglihatan di masa depan.

Dengan perhatian lebih dari orang tua serta penerapan pola hidup yang seimbang, kesehatan mata anak dapat terjaga dengan baik.

Fenomena meningkatnya kasus mata minus pada anak sekaligus menjadi pengingat bahwa di era digital, peran orang tua sangat penting untuk mengawasi dan mengatur kebiasaan anak dalam beraktivitas, baik di dalam maupun luar ruangan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan