Kenduri Budayo Langkah Awal Kenalkan UMKM PADUKA
--
Pemulihan dan penguatan kinerja pariwisata pasca pandemi kembali menjadi salah satu penopang perekonomian nasional. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sektor pariwisata dapat memberikan multiplier effect terhadap banyak sektor lainnya. Peningkatan wisman dan pergerakan mobilitas wisnus berkontribusi dalam peningkatan kinerja pada sektor akomodasi makanan minuman, perdagangan, transportasi, serta memperluas pasar UMKM.
Kendati demikian, akselerasi pemulihan kinerja pariwisata nasional masih memiliki sejumlah tantangan. Berdasarkan data Travel and Tourism Development Index (TTDI) jumlah wisman yang masuk ke Indonesia masih belum kembali pada periode sebelum Pandemi. Jumlah kunjungan wisman hingga bulan Agustus 2023 tercatat 7,44 juta wisman atau sekitar 70% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Di Provinsi Jambi sendiri pada September 2023, Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang pada September 2023 mencapai 56,21% atau meningkat 2,14 poin dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Jumlah tamu yang menginap menunjukkan trend peningkatan dalam 2 tahun terakhir, dan di proyeksi masih terus meningkat namun belum kembali pada kondisi sebelum pandemi.
Untuk membangun optimisme kebangkitan sektor pariwisata, diperlukan upaya bersama dari segenap pemangku kepentingan terkait. Pengembangan pariwisata dapat dilakukan dengan mengacu kepada prinsip 3A-2P yaitu Accesibility (Aksesibilitas), Attractions (Daya Tarik), Activities (Aktivitas), Promotion (Promosi), dan People (Masyarakat). Khususnya untuk destinasi wisata di kawasan Candi ini, dari sisi :
a. Aksesibilitas, candi Muara Jambi berada di lokasi yang relatif dekat dari Kota Jambi, dengan kualitas infrastruktur jalan yang baik sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung.
b. Daya tarik utama dari candi adalah keberadaan nilai warisan bersejarah yang tidak dimiliki oleh kawasan wisata lain di Indonesia. Selain nilai sejarah, peranan UMKM turut menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari daya tarik tersebut. Dukungan keberadaan UMKM seperti pada sektor makan minum, cinderamata, serta sektor jasa lainnya, dapat menjadi dasar pertimbangan wisatawan untuk melakukan kunjungan ke lokasi ini.
c. Aktivitas di destinasi pariwisata candi ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan disandingkan dengan berbagai kegiatan budaya untuk semakin meningkatkan minat kunjungan masyarakat. Berbagai kegiatan dapat dilakukan oleh pengunjung untuk menggali dan mengeksplorasi potensi di tempat wisata mulai dari pemahaman sejarah, kuliner tradisional khas daerah, maupun aktivitas lain yang saat ini tengah dalam proses pematangan.
d. Pada aspek promosi, kegiatan kenduri budayo ini juga termasuk kedalam upaya bersama mempromosikan potensi wisata kawasan candi kepada masyarakat luas. Disamping itu, promosi intensif juga perlu untuk terus dilakukan melalui media digital, online travel agent, atau melalui kerjasama dengan influencer lokal maupun nasional untuk dampak yang lebih luas.
e. Terakhir dan yang utama adalah keberadaan masyarakat/people di sekitar destinasi wisata. Peran masyarakat dalam pengembangan destinasi pariwisata perlu terus diperkuat untuk memastikan inklusivitas dari aktivitas pariwisara yang berkembang. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kekuatan SDM yang berkualitas merupakan key factor dalam pengembangan kawasan wisata. Utamanya peran generasi muda perlu terus dioptimalkan.
Lebih lanjut, berbicara mengenai pengembangan masyarakat sekitar destinasi wisata, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi (KPwBI Jambi) telah melakukan mapping potensi UMKM sekitar. Bekerjasama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Provinsi Jambi menyepakati pembentukan program PADUKA (Pasar Dusun Karet) yang mempertahankan kearifan lokal dan diperkuat dengan pengelolaan yang profesional.
Bank Indonesia juga berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan ekonomi melalui potensi unggulan daerah seperti pariwisata di kawasan Candi Muara Jambi. Untuk memudahkan berbagai transaksi, KPwBI Jambi mendorong pengembangan digitalisasi transaksi pembayaran bagi UMKM menggunakan QRIS, untuk meningkatkan kualitas layanan KPwBI Jambi juga berupaya meningkatkan kualitas SDM melalui coaching dan boothcamp, serta mendukung kelengkapan sarana prasarana khususnya untuk UMKM melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Kedepan, diharapkan akan semakin banyak pihak yang turut berkolaborasi baik dari Pemerintah daerah ataupun swasta. Tentu keterlibatan partisipasi tersebut diharapkan memberikan dampak positif bagi pengembangan wisata dan ekonomi masyarakat sekitar. (*)
Reva Dian Chalista: Penulis merupakan Analis Yunior di KPwBI Provinsi Jambi