10,7 Kg Sabu dan 4.850 Butir Ekstasi Dimusnahkan

--

JAMBI – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jambi memusnahkan barang bukti narkotika, Kamis (23/11) di kantor BNNP Jambi. Pemusnahan barang bukti ini, berdasarkan surat ketetapan yang dikeluarkan pengadilan, untuk dimusnahkan.
Kepala BNN Jambi, Brigjen Pol Wisnu Handoko mengatakan, pihaknya telah mengungkap 3 Laporan Kasus Narkotika (LKN) pada bulan Oktober sampai bulan November 2023 ini. Dari tiga kasus yang berhasil diungkap, merupakan tangkapan terbesar semenjak berdirinya BNN Provinsi Jambi. Dengan total barang bukti sabu seberat 10.701,15 gram, sedangkan ekstasi total seberat  1.791,919 gram atau 4.850 butir.
“Barang bukti ini dari ketiga LKM, bulan Oktober ada dua kasus, dan satu kasus pada bulan November. Tangkapan ini merupakan yang terbesar semejak berdirinya BNN Provinsi Jambi,” kata dia, Kamis (23/11).
Dari barang bukti yang musnahkan, memiliki nilai ekonomis sebesar Rp 15.375.471.100, dengan total jiwa yang terselamatkan sebanyak 90.000 jiwa manusia.
“Pengungkapan besar ini juga berkat bantuan informasi dari masyarakat dan juga pengembangan kasus sebelumnya, yang tentu kita runtut dengan penyelidikan,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, total pelaku dari tiga LKN berjumlah enam orang. Khusus pelaku dengan barang bukti sabu seberat 10 Kg masih dilakukan pengembangan. Jaringan tersebut merupakan jaringan Jambi-Aceh. Barang bukti sudah dipacking dalam bungkus teh cina.
Pihaknya terus melakukan upaya pencegahan Narkoba masuk ke wilayah Jambi, serta melakukan sosialisasi. Serta peran masyarakat dalam upaya prefentif, pencegahan, dan bersama-sama aparat hukum untuk memerangi Narkoba.
“Terimakasih kepada masyarakat dan aparatur desa dalam langkah prefentif. Mereka inikan hanya pecandu, yang terpenting adalah menangkap bandarnya supaya tidak masuk ke Jambi,” katanya.
Berdasarkan pemetaan pengederan Narkoba, yang terbesar di wilayah Jambi, salah satunya di Kabupaten Sarolangun, kemudian disusul Kabupaten Bungo, berdasarkan locus delicti atau tempat kejadian perkara narkotika.
"Kenapa nomor satu Sarolangun? Setelah dianalisa, perputaran rupiah sangat tinggi. Karena disitu ada tambang, peti, dan sawit. Kebanyakan pemakainya para buruh dengan alasan penambah stamina. Tentu ini tidak benar,” tegasnya. (cr01/enn)

Tag
Share