RS Martir Al Aqsa Kewalahan Tangani Ratusan Korban Serangan di Gaza

Sejumlah bangunan yang terbakar dan rusak akibat serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah, Sabtu, 8 Juni 2024.--Antaranews.com

JAMBIKORAN.COM - Rumah Sakit Martir Al Aqsa mengaku kewalahan dalam menyediakan perawatan medis bagi para korban serangan mematikan Israel di kamp pengungsian Nuseirat di Jalur Gaza tengah.

Setidaknya 274 orang tewas dan hampir 700 lainnya menderita luka saat terjadi pengeboman Israel di kamp itu pada Sabtu, menurut otoritas kesehatan setempat.

Ratusan korban dibiarkan tergeletak di lantai rumah sakit dengan petugas medis berlarian memberikan pertolongan medis di tengah keterbatasan sumber daya.

Rumah Sakit Martir Al Aqsa saat ini menjadi satu-satunya fasilitas medis yang berfungsi di Jalur Gaza tengah.

BACA JUGA:Drama Korea 'Red Swan' Rilis 3 Juli 2024, Dibintangi Kim Haneul dan Jung Ji-hoon

BACA JUGA:Garuda Pertiwi Tundukkan Bahrain 3-0 dalam Pertandingan Uji Coba

"Banyaknya korban luka yang tiba melebihi kapasitas di rumah sakit," kata Ismail Al Thawabta, direktur Kantor Media Pemerintah Gaza.

“Kami segera mengimbau komunitas internasional serta organisasi-organisasi PBB dan internasional untuk membantu dan mendukung rumah sakit dengan menyediakan pasokan medis dan generator listrik untuk memastikan pemberian layanan tidak terganggu,” katanya.

"Situasi di Rumah Sakit Martir Al Aqsa sangat mengerikan dan sangat berbahaya. Kami menuntut penghentian segera perang genosida terhadap warga sipil,” kata Thawabta.

Pejabat Palestina itu mengatakan serangan Israel telah menyebabkan 33 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak dapat beroperasi sama sekali, sehingga mengakibatkan “krisis kemanusiaan yang parah.”

BACA JUGA:Lolos ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jokowi Puji Kerja Keras Timnas Indonesia

BACA JUGA:Timnas Indonesia Cetak Sejarah, Lolos ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Pada Rabu, rumah sakit mengatakan salah satu dari dua generator yang ada berhenti berfungsi akibat kehabisan bahan bakar.

Perkembangan ini mengisyaratkan potensi "bencana kemanusiaan" yang dapat membahayakan nyawa sekian banyak pasien dan bayi prematur Palestina, demikian rumah sakit memperingatkan.

Tag
Share