Rico Pasaribu
Dahlan iskan--
Dua orang itu ke rumah Rico pukul 03.00. Udara Kebanjahe selalu dingin. Bisa 21 derajat menjelang subuh. Apalagi di bulan Juli.
Rico tidur nyenyak. Ia baru diantar pulang pukul 00.00. Berarti baru tiga jam tertidur.
BACA JUGA:Dinantikan Para Penggemar! Sekuel ''The Devil Wears Prada'' Sedang Dikembangkan oleh Disney
Istri Rico juga lelap. Pun anak kedua mereka. Istri Rico malam itu lagi tidur bersama satu-satunya cucu yang masih kecil. Ini cucu dari anak pertama yang tinggal di kampung lain. Empat orang itu terbakar bersama. Tewas. Hangus.
Pembakaran itu sudah diatur agar tidak ada penghuni rumah yang selamat. Caranya: pertalite disiramkan di sekeliling rumah. Toh ukurannya hanya 3 x 4 meter. Bahkan, menurut Marko, hanya 2,5 x 4 meter. Api pun berkobar di segala arah. Setidaknya seisi rumah sulit bernapas dulu.
Meski polisi masih perlu waktu menggali motif pembakaran itu para wartawan di Karo sudah memastikan: terkait dengan berita yang ditulis Rico habis-habisan soal judi, narkoba, dan para backing-nya.
Rico tidak ada urusan dengan sopir angkot dan kuli serabutan.
BACA JUGA:Viral Meninggalnya Zhang Zhi Jie di Lapangan, BWF dan PBSI Ungkap Penyebabnya
BACA JUGA:Menpora Optimistis 29 Atlet Indonesia Akan Ukir Sejarah di Olimpiade Paris 2024
Wartawan di Karo pun salut pada kegigihan polisi yang berhasil mengungkap bahwa rumah Rico sengaja dibakar.
Wartawan di Karo akan berkumpul lagi Kamis lusa. Mereka akan memberikan apresiasi kepada Polres Tanah Karo, sambil menuntut agar motifnya segera diungkapkan. Mereka ingin tahu siapa dalang pembakaran rumah wartawan itu.
Para wartawan Karo merasa tidak sia-sia terus berjuang di belakang Rico.
Kamis lalu mereka menggelar "Malam 1000 Lilin". Lokasinya di dekat rumah yang dibakar. Acara dimulai pukul 20.00 dan baru berakhir pukul 23.00. Yang hadir hampir seribu orang karena masyarakat juga ikut serta.
BACA JUGA:George Russell Ungkap Kekecewaan Usai Gagal Finis di Silverstone