Mengenal Masalah Kesuburan Pria Azoospermia Non-Obstruktif yang Dipengaruhi Epigenetik, Apa itu?

Faktor utama ketidaksuburan pria sudah pasti tingkat kesuburan atau kualitas dan kuantitas sperma yang dimilikinya-Disway-

Sekitar 40 persen dari kasus azoospermia non obstruktif yang bersifat idiopatik.

Peneliti BRIN itu dalam disertasinya menduga adanya faktor epigenetik yang menyebabkan seorang pria mengalami azoospermia non obstruktif idiopatik.

Berbeda dengan kelainan genetik yang terjadi perubahan pada susunan DNA, epigenetik dapat menyebabkan gangguan perilaku sel tanpa mengubah DNA.

"Epigenetik susunan DNA-nya tidak berubah, tetapi terjadi gangguan yang bisa memengaruhi ekspresi atau perilaku sel," katanya.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Busana Muslim Pria untuk Menyambut Lebaran

BACA JUGA:Ini Dia 4 Cara Putihkan Wajah Pria dengan Mudah

Paisal menerangkan, epigenetik ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gaya hidup.

"Gaya hidup bisa memengaruhi perkembangan sel sperma melalui mekanisme epigenetik," tuturnya

"Kalau mekanisme genetik itu sudah ada dari sananya (kelainan). Jadi gen-gen kita sudah kurang kodenya. Kalau epigenetik kita yang menentukan. Jadi perilaku hidup kita yang menentukan."

Pada penelitian tersebut ia juga menemukan adanya protein yang berpengaruh penting dalam perkembangan sperma dan kesuburan.

Pada produksi sperma (spermatogenesis) tingkat sel, terdapat protein bernama Chromodomain Helicase DNA Binding Protein 5 (CHD5) yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

BACA JUGA:Tips Wajah Glowing untuk Pria

BACA JUGA:Wah Ternyata Gaya Rambut Pria Bisa Terinspirasi dari Zodiak Lho ( Part 2 )

"Protein ini sangat penting untuk sel berkembang menjadi sperma yang matang," papar dr. Paisal, M.Biomed.

Sehingga, ia menduga bahwa gangguan protein CHD5 di tahap awal perkembangan sperma menjadi salah satu penyebab kemandulan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan