Hamas dan Fatah Siap Diskusikan Rekonsiliasi di Beijing
Rekonsiliasi antara kubu Fatah dan Hamas memang sudah dinantikan lama oleh warga setempat. --Antaranews.com
JAMBIKORAN.COM - Sebuah pertemuan antara kelompok Palestina Hamas dan Fatah akan berlangsung di ibukota China, Beijing pada 20 Juli.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas rekonsiliasi inter-Palestina.
"China akan memimpin pertemuan yang meliputi kelompok-kelompok Palestina sebagai upaya mengakhiri perpecahan internal, dan akan didahului dengan pertemuan antara kelompok Hamas dan Fatah,” kata Abdel Fattah Dawla, seorang pemimpin senior Fatah.
Dia menambahkan bahwa pertemuan akan dimulai pada 20 Juli, dan akan berlangsung selama tiga hari.
BACA JUGA:Film 'Catatan Harian Menantu Sinting' Siap Tayang Pada 18 Juli 2024
BACA JUGA:Resmi! 'Euphoria' Musim Ketiga Siap Hadir pada Januari 2025
"Kami dari Gerakan Fatah terbuka untuk menyelesaikan dan menghilangkan semua hambatan bagi rekonsiliasi di bawah kondisi sulit warga Palestina di tengah perang genosida di Gaza,” tambah Dawla.
Sementara itu, anggota Komite Pusat Fatah Azzam Al-Ahmad, menekankan bahwa gerakannya akan berpartisipasi dalam pertemuan Beijing dengan keterbukaan yang bertujuan untuk mengakhiri perpecahan.
Kelompok Hamas belum memberikan tanggapan terkait rencana pertemuan tersebut.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian pada Selasa mengatakan China “secara konsisten mendukung faksi-faksi Palestina dalam mencapai rekonsiliasi dan persatuan melalui dialog dan konsultasi.”
BACA JUGA:Minion dan Gru Kembali! 'Despicable Me 4' Rilis dengan Cerita Seru dan Lucu
BACA JUGA:Film Religi 'Tak Kenal Maka Taaruf' Siap Rilis, Angkat Kisah Pergaulan Remaja yang Sehat
“China menyediakan platform dan menciptakan peluang bagi faksi-faksi Palestina untuk terlibat dalam dialog rekonsiliasi,” kata Lin, bereaksi terhadap kemungkinan pertemuan antara faksi-faksi Palestina di China.
April lalu, Jian mengatakan perwakilan Fatah dan Hamas mengadakan “konsultasi mengenai kemajuan rekonsiliasi intra-Palestina dan dialog yang mendalam dan jujur” di Beijing.