Kelaparan Global Tetap Tinggi Setelah Pandemi COVID-19, Afrika Paling Terdampak

Seorang anak terlihat di tumpukan sampah saat warga Palestina menghadapi ancaman kelaparan akibat tumpukan sampah dan kebocoran limbah di Deir al Balah, Gaza pada 26 Mei 2024.--Antaranews.com

JAMBIKORAN.COM - Saat ini tingkat kelaparan global telah mencapai titik stabil selama tiga tahun berturut-turut setelah meningkat tajam akibat pandemi COVID-19.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Ketahanan Pangan dan Gizi di Dunia (SOFI) oleh badan-badan PBB.

“Dunia masih jauh dari mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan untuk mengakhiri nol kelaparan pada tahun 2030,” menurut laporan Situasi Ketahanan Pangan dan Gizi di Dunia (SOFI) oleh badan-badan PBB.

Dengan memperhatikan bahwa antara 713 dan 757 juta orang mungkin menghadapi kelaparan pada 2023 di dunia - dan satu dari setiap lima orang di Afrika, laporan itu mendapati bahwa dengan mempertimbangkan kisaran menengah (733 juta), ini berarti sekitar 152 juta orang lebih banyak daripada 2019.

BACA JUGA:Timothée Chalamet Berperan Sebagai Bob Dylan di Film Biopik Terbaru

BACA JUGA:KPI Dorong TV dan Radio Hadirkan Konten Berkualitas untuk Anak-anak

Kelaparan masih meningkat di Afrika, tetapi di Asia relatif tidak berubah, sementara kemajuan penting telah dicapai di kawasan Amerika Latin dan Karibia, kata laporan itu.

Afrika masih menjadi kawasan dengan "proporsi penduduk terbesar yang menghadapi kelaparan" yakni sebanyak 20,4 persen, dibandingkan dengan 8,1 persen di Asia, 6,2 persen di Amerika Latin dan Karibia, serta 7,3 persen di Oseania, demikian temuan laporan tersebut.

Namun, laporan itu menyebutkan bahwa Asia masih menjadi tempat bagi lebih dari separuh dari semua yang menghadapi kelaparan di dunia.

"Kurangnya upaya meningkatkan ketahanan pangan dan kemajuan yang tidak merata dalam akses ekonomi terhadap pola makan sehat membayangi kemungkinan tercapainya Nol Kelaparan di dunia, enam tahun lagi dari tenggat waktu 2030," katanya.

BACA JUGA:Honor of Kings Gelar Turnamen Akar Rumput di 30 Kota Indonesia

BACA JUGA:Alpine Rayakan Perilisan Film “Deadpool & Wolverine” dengan Livery Spesial di GP Belgia

Menurut laporan itu, 582 juta orang diproyeksikan akan mengalami "kekurangan gizi kronis" pada akhir dekade ini, "lebih dari separuhnya berada di Afrika."

Hal itu menggarisbawahi perlunya mempercepat transformasi sistem agripangan untuk memperkuat ketahanan mereka dari penyebab utama krisis dan mengatasi kesenjangan guna memastikan bahwa pola makan sehat terjangkau dan tersedia bagi semua orang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan