Warga Binaan Lapas Kelas II Bungo ikuti Pembinaan Tahfiz Quran
TAHFIDZ: Warga Binaan Lapas Kelas IIB Bungo sedang belajar Alquran. -IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
MUARABUNGO - Lapas Kelas IIB Bungo telah meluncurkan program pembinaan tahfidz Alquran bagi para warga binaannya. Program ini berlangsung setiap hari di Lapas Bungo, dengan tujuan utama meningkatkan keimanan dan ketakwaan warga binaan, sekaligus memberikan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan agama selama menjalani masa hukuman. Kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu upaya dalam proses pembinaan warga binaan di Lapas tersebut.
Hasanuddin, salah satu warga binaan di Lapas Kelas IIB Bungo, mengungkapkan bahwa kegiatan tahfidz ini sangat bermanfaat.
“Kami di Lapas Bungo dibina dengan tujuan menjadi hafidz Quran. Ada yang sudah hafal 5 juz, 3 juz, bahkan 2 juz. Selain itu, banyak dari kami yang sudah hafal ratusan hadis. Ada yang awalnya tidak bisa membaca Alquran sekarang sudah bisa. Setiap hari kami keluar dari blok hunian, naik berkumpul di masjid untuk belajar mengaji bersama mulai pukul 10.00 hingga Zuhur,” ujar Hasanuddin.
Program ini tidak hanya fokus pada tahfidz Alquran, tetapi juga mencakup pembelajaran agama lainnya. Para warga binaan diajarkan fiqih, cara berceramah, menjadi bilal Jumat dan bilal hari raya, serta cara memandikan jenazah. Menurut Hasanuddin, pendidikan agama yang diberikan sangat berguna dalam memperbaiki budi pekerti, serta mental spiritual mereka dalam menghadapi dunia luar setelah bebas nanti.
BACA JUGA:Peringati Hari Indonesia Menabung dan Difabel, Bank Jambi Kolaborasi dengan OJK
BACA JUGA:Warga Resah, Ribuan Ton Batu Bara di Sungai Gelam Terbakar
Kalapas Bungo, Ismail, menjelaskan bahwa program tahfidz ini melibatkan warga binaan yang menunjukkan komitmen dalam memperdalam pemahaman Alquran bagi warga binaan. Mereka diberikan panduan dan pembimbingan langsung dari ustazd yang telah ditunjuk oleh Lapas.
“Selain tujuan untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan, program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam perubahan perilaku dan kepribadian para narapidana. Dengan demikian, diharapkan mereka bisa kembali ke masyarakat dengan bekal ilmu agama yang lebih kuat dan menjadi agen perubahan yang positif,” ujarnya.
Warga binaan lainnya menyatakan bahwa program tahfidz ini memberikan mereka harapan baru dan semangat untuk berubah menjadi lebih baik.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya program ini. Pendidikan agama yang kami terima sangat penting dalam membantu kami memperbaiki diri. Kami berharap bisa menjadi individu yang lebih baik dan berguna bagi masyarakat setelah bebas nanti,” tutur salah satu warga binaan.
BACA JUGA:Gubernur Jambi Tinjau Pembangunan Tol Baleno, Progres 92,5 Persen, Ditargetkan Selesai Akhir Agustus
BACA JUGA:Pemakaman Ismail Haniyeh Dimulai di Teheran
Program tahfidz Alquran di Lapas Kelas IIB Bungo ini menjadi contoh konkret bagaimana pembinaan agama dapat berperan penting dalam rehabilitasi narapidana. Diharapkan, program ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat yang besar bagi para warga binaan, serta menjadi inspirasi bagi lapas-lapas lainnya di Indonesia. (Mai/enn)