Berat Badan Balita Naik tapi Tak Sesuai Usia? Waspadai Tanda Weight Faltering
Berat Badan Balita Naik tapi Tak Sesuai Usia? Waspadai Tanda Weight Faltering--
JAMBIKORAN.COM - Pertumbuhan anak tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya berat badan balita terus meningkat setiap bulan, tetapi lajunya jauh lebih lambat dibanding standar usianya.
Kondisi ini dikenal sebagai weight faltering tanda awal perlambatan pertumbuhan yang perlu diwaspadai orang tua.
Pakar nutrisi dan penyakit metabolik, Prof Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K), menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap grafik pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan WHO.
Jika peningkatan berat badan tidak sesuai dengan kurva, hal tersebut menunjukkan adanya masalah pertumbuhan atau weight faltering.
BACA JUGA:PT Sinar Sentosa Primatama Resmikan Tempat Uji Kompetensi yang ke-6 di Provinsi Jambi
BACA JUGA:Ngeri! Duel Brutal Antar Geng Motor di Kota Jambi Bikin Warga Lebak Bandung Ketakutan
Berbeda dari kondisi failure to thrive yang bersifat lebih berat, weight faltering menggambarkan situasi di mana berat badan anak memang naik, tetapi tidak mencapai tingkat yang diharapkan untuk usianya.
Anak mungkin tampak sehat secara kasat mata, namun pergeseran kurva pertumbuhan ke arah bawah menjadi sinyal bahaya yang tak boleh diabaikan.
Menurut panduan National Institute for Health and Care Excellence (NICE, 2017), weight faltering atau faltering growthterjadi ketika berat badan anak berada di bawah persentil tertentu pada grafik pertumbuhan, atau saat laju kenaikannya melambat dibanding standar.
Penelitian yang dipublikasikan di Archives of Disease in Childhood (Wright et al., 2020) juga menemukan bahwa kondisi ini paling sering muncul pada usia batita, terutama ketika anak beralih dari ASI atau MPASI ke makanan keluarga. Jika dibiarkan, hal ini dapat memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak.
BACA JUGA:Madrid Kokoh di Puncak, Barcelona Tempel Ketat
BACA JUGA:Madrid Kokoh di Puncak, Barcelona Tempel Ketat
Berbagai penelitian medis menunjukkan bahwa weight faltering dapat menimbulkan dampak jangka panjang.
Studi di Semarang berjudul Risk Factor of Growth Faltering in Infants Aged 2–12 Months menemukan bahwa bayi yang mengalami perlambatan pertumbuhan berisiko menghadapi gangguan fisik, kognitif, perilaku, hingga psikomotor.