Sudirman Fokus Pada Sosial Budaya, Abdullah Sani Janjikan Pengelolaan Keuangan Daerah yang Transparan
Suasana Debat Pilgub Jambi kedua tahun 2024, antara Calon Wagub Sudirman dan Abdullah Sani.-IST/ Jambi Independent-
JAMBI – Dua kandidat Calon Wakil Gubernur Jambi, Sudirman dan Abdullah Sani telah melakoni debat Pilgub Jambi tahun 2024, Minggu 10 November 2024 malam tadi.
Keduanya, tampil percaya diri dalam pemaparan berbagai visi-misi jika menjabat sebagai Wakil Gubernur Jambi periode 2024-2029 mendatang.
Sudirman dan Abdullah Sani, yang masing-masing membawa nomor urut berbeda, beradu gagasan dalam debat Cawagub 2024.
BACA JUGA:Warga Khawatir Longsor Susulan, Jalan Lintas Sumatera di Bungo Kian Rusak
BACA JUGA:Taksi Kemudi
Keduanya bersaing untuk meraih perhatian publik Jambi dan meyakinkan masyarakat akan kapasitas mereka dalam memimpin provinsi ini.
Tema besar debat kali ini adalah Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sosial Budaya, sebuah topik yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat Jambi yang menginginkan pemimpin dengan wawasan luas dan pemahaman mendalam tentang tata kelola pemerintahan serta isu sosial dan budaya yang berkembang.
Kemudian di segmen selanjutnya, keduanya harus menjawab masing-masing dua pertanyaan yang telah disiapkan oleh panelis.
Calon wakil gubernur Jambi, nomor urut 2 mendapat kesempatan pertama untuk menjawab pertanyaan yang telah diundi.
Abdullah Sani, mendapat pertanyaan sub tema pengelolaan keuangan daerah.
Dalam amplop yang tersegel itu, berisi pertanyaan mengenai bagaimana pengawasan agar barang milik daerah dimanfaatkan optimal dan terjaga dengan baik.
Abdullah Sani mengatakan, pengawasan barang milik daerah dimulai dari perencanaan, penganggaran, pengadaan, hingga nanti penghapusan aset.
"Kami memonitor data barang milik daerah, yang dalat dimanfaatkan sesuai kepentingan daerah. Kemudian dilakukan penilaian aset, pemanfaatan dalam bentuk sewa. Ketiga menjaga barang milik daerah dengan baik, pengamanan fisik, administrasi, serta memiliki kekuatan hukum. Aman dsri sisi regulasi, dari semua sisi, dan bisa dimanfaatkan secara maksimal," katanya.
Sementara untuk calon wakil gubernur nomor urut 1, Sudirman mendapat pertanyaan mengenai penguatan sosial budaya, dan kearifan lokal.
Di mana, pengaruh globalisasi dan kemudahan akses teknologi, mengurangi minat anak muda terhadap adat dan budaya.
Sudirman mendapatkan pertanyasn, bagaimana caranya agar adat budaya Jambi, bisa dilestarikan, khususnya terhadap anak muda.
Sudirman mengatakan, semua pihak ingin agar anak muda menjadi generasi yang paham adat budaya.
Peran Lembaga Adat Melayu (LAM) Jambi, dan Dinas Pariwisata dibutuhkan untuk hal tersebut.
"LAM harus berupaya menumbuh kembangkan adat budaya terhadap anak muda. Sistem digitalisasi, knowledge experience diimbangi dengan pengalaman atau sesuatu yang bisa membang kebudayaan kita. Budaya yang ada terus dikembangkan LAM, promosi-promosi, akses yang kita bangun untuk anak muda harus ada," katanya.
Debat Cawagub 2024 ini diwarnai dengan pertanyaan-pertanyaan tajam dari lima panelis ahli, yang berasal dari berbagai disiplin ilmu.
Para panelis ini telah dipilih berdasarkan keahlian dan pengalamannya dalam bidang hukum, pemerintahan, ekonomi, dan budaya.
Para calon petahana diuji untuk mengemukakan visi mereka tentang bagaimana mengelola pemerintahan yang transparan dan berkeadilan, serta bagaimana menjaga keharmonisan sosial budaya di tengah masyarakat yang multikultural.
Adapun kelima panelis tersebut adalah, Dr H Syamsir, SH, MH – Akademisi Fakultas Hukum Universitas Jambi, ahli hukum tata negara dan HAM.
Kemudian Mochammad Farisi, SH, LLM – Dosen Fakultas Hukum Universitas Jambi, spesialis hukum internasional.
Rio Yusri Maulana, SIP, MIPol, PhD – Akademisi Ilmu Pemerintahan Universitas Jambi, ahli politik dan administrasi publik.
Dr Rafidah, SE, MEI – Akademisi UIN STS Jambi, ahli ekonomi syariah dan makroekonomi. Dan Profesor Dr Drs Yundi Fitrah, MHum – Guru Besar FKIP Universitas Jambi, ahli sejarah sastra dan kebudayaan.
Menurut Edison, Komisioner KPU Provinsi Jambi, panelis yang dipilih memiliki kepakaran di bidangnya masing-masing, dan proses pemilihan mereka dilakukan dengan sangat selektif untuk memastikan bahwa debat berjalan objektif dan berbobot.
"Kami ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan mendalam mengenai calon pemimpin mereka," ujar Edison.
BACA JUGA:Abdullah dan Rumah Quran Al-Barokah, Mewujudkan Generasi Qurani di Kota Jambi
BACA JUGA:Bahas Ekonomi Biru Hingga Tanggul Laut
Bagi Sudirman dan Abdullah Sani, debat malam tadi menjadi kesempatan emas untuk menjelaskan secara langsung kepada publik bagaimana mereka akan mengelola pemerintahan, memperbaiki pelayanan publik, dan menjaga keharmonisan sosial budaya di Jambi.