Terbukti Melakukan Pembunuhan Berencana, Jaksa Bungo Tuntut Randi 18 Tahun Penjara

Randi Andika, terdakwa kasus pembunuhan di Kabupaten Bungo ketika menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Negeri Bungo. Sementara JPU Kejari Bungo menuntut Randi dengan pidana penjara selama 18 tahun. -Siti Halimah/Jambi Independent-
BUNGO – Randi Andika (30), warga Dusun Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo, akhirnya dituntut 18 tahun penjara atas kasus pembunuhan yang dilakukannya terhadap tantenya sendiri. Sidang tuntutan berlangsung di Ruang Garuda Pengadilan Negeri Bungo, Rabu 4 Desember 2024.
Persidangan ini dipimpin oleh Roberto Sianturi, S.H., selaku Ketua Majelis Hakim, dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Yan Aldi Ayyubie, S.H.
BACA JUGA:Kejari Kembalikan Berkas Tersangka Pembunuh Ragil
BACA JUGA:Dua Pencuri Besi Pagar SMAN 7 Jambi Didakwa
Dalam sidang tersebut, JPU dari Kejaksaan Negeri Bungo menyatakan bahwa terdakwa Randi Andika terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana pembunuhan berencana, sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHPidana.
Atau tindak pidana pembunuhan biasa sebagaimana diatur dalam Pasal 338 KUHPidana, atau tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan kematian sebagaimana diatur dalam Pasal 365 Ayat (3) KUHPidana.
Randi dituntut hukuman penjara selama 18 tahun karena tindakan kejamnya yang dilakukan pada Selasa, 14 Mei 2024, pukul 03.00 dini hari. Peristiwa tragis tersebut terjadi di rumah korban yang berlokasi di Pasar Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo.
BACA JUGA:Pj Bupati Merangin Jangcik Mohza Buka FGD
BACA JUGA:Polisi Identifikasi Mobil Dinas Kominfo
Randi diketahui membunuh korban dengan cara mencekik leher korban, kemudian meminumkan cairan pembersih lantai ke mulut korban hingga meninggal dunia.
Dalam tuntutannya, JPU menyampaikan beberapa hal yang memberatkan terdakwa. Tindakan terdakwa dinilai telah menghilangkan nyawa orang lain dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Selain itu, perbuatan tersebut dianggap bertentangan dengan norma hukum dan sosial yang berlaku. (mai/ira)