Perawatan Lupus pada Usia Lanjut dengan Pengentalan Darah
Ilustrasi autoimun kulit -Shutterstock/Liga Cerina-
JAKARTA, JAMBIKORAN.COM - Lupus, penyakit autoimun yang dapat menyebabkan sindrom phospholipid atau pengentalan darah, berisiko tinggi memicu stroke pada penderita, terutama pada usia lanjut.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Heru Sundaru Sp.PD K-AI, menjelaskan bahwa penderita lupus dengan sindrom phospholipid harus mengonsumsi obat pengencer darah seumur hidup untuk mengurangi gejala dan mengendalikan penyakit tersebut.
"Ini bisa dicegah dengan pengenceran darah seumur hidup, jika bisa mengendalikan lupus, hidup dengan lupus harus seumur hidup, ini akan mengurangi dampak lupus," ujarnya dalam webinar bersama RS Medistra, Rabu 11 Desember 2024.
Heru menambahkan bahwa sindrom kekentalan darah ini umumnya terjadi pada usia di atas 50-60 tahun, dan dapat meningkatkan risiko stroke akibat penyakit lain seperti diabetes dan hipertensi.
BACA JUGA:10 Bahan Herbal Penurun Gula Darah yang Bisa Kamu Dicoba
BACA JUGA:Tips Membersihkan Cermin agar Berkilau Tanpa Noda
Namun, jika terjadi pada usia muda, terutama pada wanita, hal ini patut dicurigai sebagai tanda anti-phospholipid syndrome atau sindrom pengentalan darah yang juga sering dijumpai pada penderita lupus.
Gejala pengentalan darah pada penderita lupus dapat terlihat dengan tanda-tanda seperti kuku yang pucat atau kebiruan, gangguan pada organ tubuh seperti paru-paru dan ginjal, serta keguguran berulang pada wanita hamil akibat kurangnya aliran darah ke janin.
Selain itu, stroke juga dapat terjadi pada wanita pasca-menopause, yang salah satu penyebabnya adalah kekurangan vitamin D. Untuk mencegah stroke, Heru menyarankan pemenuhan vitamin D melalui suplemen dan menghindari faktor risiko lainnya seperti hipertensi dan Alzheimer.
"Vitamin D bisa mencegah, tapi banyak faktor lain yang membuat orang tua rentan terkena stroke, seperti darah tinggi dan Alzheimer. Bukan hanya autoimun yang menyebabkan stroke, serangan jantung juga," kata Heru.
BACA JUGA:Pilih Santai, Mesti Digugat, Agnez Mo, Selebriti
BACA JUGA:Panen Raya Hortikultura: Sinergi PT Bahari Gembira Ria-Minamas Plantation dan Pesantren Nurul Muttaqin
Heru juga mengingatkan pentingnya olahraga ringan untuk penderita lupus, sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan tubuh. Namun, penderita lupus disarankan untuk menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan, karena dapat memperburuk gejala pada kulit.
"Semua olahraga baik untuk lupus, kecuali yang mengharuskan paparan sinar matahari. Lakukan olahraga sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 5 sore untuk menghindari hal-hal yang bisa memberatkan lupus," tambahnya.
Dengan pengelolaan yang tepat, baik dari sisi pengobatan maupun gaya hidup, penderita lupus dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat, meski dengan risiko komplikasi seperti pengentalan darah dan stroke. (*)