Mayasari Tempe

Disway--


"Nggak usah dilanjutkan. Saya sudah tahu,” kata saya. "Dari Thailand kan?"
Nama resto itu: Mayasari.
Menu andalan lainnya adalah tempe. Sekitar 30 menu masakan Indonesia ditawarkan di resto Mayasari.
Juru masaknya tiga orang. Anak muda semua. Bule semua. Indiana memang negara bagian yang kulit putihnya dominan sekali.


Mayalah yang mengajari tiga anak muda itu masak menu Indonesia. Bisa. "Kan bumbu rendangnya sudah saya buatkan," kata Maya.
Tempe adalah kesukaan Maya. Sejak masih di Bogor. "Tempe Bogor," katanyi, "adalah tempe terenak di Indonesia".
Itu karena air Bogor sangat cocok untuk membuat tempe.
Setelah menu tempenyi digemari, Maya terpikir untuk memproduksi tempe sendiri. Sang suami mendukung ide itu. Didirikanlah pabrik tempe.


Sang suami yang bertugas membuat alat yang bisa menghasilkan air sama baiknya dengan air di Bogor.
Mudah. Bagi sang suami. Air dari kran dimasukkan proses penyaringan secara khusus. Pakai membran. Dihasilkanlah air dengan pH di bawah lima.
Air kran di Amerika adalah air yang bisa diminum. pH-nya sekitar 8 sampai 9. Itu tidak bisa untuk membuat tempe –tempenya akan terasa pahit.


"Tempe kami sudah dijual di tiga negara bagian," ujar Maya.
Tahun lalu Maya berunding dengan suami: bagaimana agar bisa menanam kedelai khusus untuk tempe.
Tidak sulit. Sang suami sudah pengalaman menanam kedelai ratusan hektare di sawah miliknya sendiri. Tiap tahun. Hanya saja ia belum pernah menanam kedelai yang bisa untuk tempe.


Tahun lalu sang suami mencoba seluas 15 hektare. Berhasil. Tahun ini dilipat duakan. Sampai berapa pun.
Luasan sawah milik sang suami cukup untuk menopang ambisi itu. Luas sawahnya sama dengan luas sawah milik petani Indonesia –kalau 2000 petani dijadikan satu.
Sawah milik satu petani suami Mayasari ini hampir 1000 hektare. Tanahnya cocok untuk kedelai. Diselang-seling waktunya dengan jagung


Untuk memanen kedelai 15 hektare itu hanya perlu tiga orang. Pakai mesin besar. Batang-batang kedelai dibabat. Batang dan isinya masuk mesin di alat itu. Diproses di dalam mesin. Keluar dari mesin sudah berbentuk kedelai.
Lien yang sedang mendalami databur Quran ikut mendengar cerita itu. Kapan Lien menyelesaikan disertasi tentang tadabur Quran?


Kami harus pindah dari resto yang padat itu. Cari cafe. Ngobrol dilanjutkan ke kafe. Lebih serius. Kami bicara soal apa yang bisa disumbangkan dari studi tadabur untuk kemanusiaan masa depan. Juga tentang apakah akhlak yang baik itu bisa dimonopoli satu agama.


Lien masih lama di Chicago. Beasiswanyi memang sembilan tahun. Saya kembali ternganga. Sembilan tahun. Baru dapat gelar doktor. Bukan 18 bulan.
Untungnya sang suami bisa dapat pekerjaan di Chicago. Secara legal. Dapat izin kerja. Ternyata suami-istri ini juga kangen tempe. Jamal beberapa kali membuat tempe. Pakai air kran.

BACA JUGA:Kisah Perjuangan Milwaukee Bucks, Taklukkan NBA Cup 2024

BACA JUGA:Kejari Bungo Musnahkan Barang Bukti 72 Perkara


"Menurut saya sih enak. Tapi kan tidak ada pembandingnya," ujar Jamal.
Kini ia punya pembanding. Maya memberinya tempe hasil dari pabriknyi yang di Indiana.
Oleh-oleh tempe itu tidak hanya untuk Lien. Saya juga diberi oleh-oleh keripik tempe. Satu pack –ukuran tiga kali Indomie. "Untuk dimakan di pesawat," katanyi. "Seenak tempe Bogor".


Satu bungkus itu, di Amerika, dijual dengan harga 5 dolar.
Di pesawat saya kepikiran: saya makan sampai habis atau saya sisakan untuk perusuh Disway yang akan kumpul di Surabaya?(Dahlan Iskan)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan