Pemkab Sarolangun Rancang Akses Wisata ke Goa Karst Potensial

Hurmin, Bupati Sarolangun. -IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
Sarolangun – Pemerintah Kabupaten Sarolangun, Jambi, tengah menyusun rencana pengembangan akses wisata menuju sejumlah goa karst yang tersebar di wilayah tersebut. Upaya ini menjadi bagian dari strategi mendorong pertumbuhan sektor pariwisata berbasis alam dan petualangan.
Bupati Sarolangun, Hurmin, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya fokus menentukan lokasi prioritas untuk dikembangkan. Meski dihadapkan pada keterbatasan anggaran, Pemkab tetap berkomitmen membuka akses jalan menuju kawasan-kawasan goa secara bertahap.
"Ada banyak goa unik di Sarolangun yang berpotensi menjadi destinasi wisata minat khusus, seperti susur goa. Infrastruktur akses menjadi kunci utama," ujar Hurmin di Jambi, Minggu (24/8).
Salah satu kawasan yang menjadi sorotan adalah gugusan karst Bukit Bulan di Kecamatan Limun, yang memiliki lebih dari 200 goa. Keunikan kawasan ini terletak pada struktur goa-goanya yang saling terhubung, lengkap dengan aliran sungai alami di dalamnya.
BACA JUGA:Verifikasi Lapangan Tim Pusat Di Desa Plakar Jaya, Terkait Penurunan Stunting di Merangin
BACA JUGA:Kebakaran Hebat di BTN Lintas Asri, Satu Rumah Ludes, Kerugian Ditaksir Ratusan Juta Rupiah
Wilayah ini juga menjadi habitat satwa langka seperti burung rangkong badak, serta tumbuhan endemik seperti anggrek hias. Saat ini, pengelolaan kawasan masih dilakukan oleh masyarakat adat.
Selain Bukit Bulan, Bukit Tamulun di Desa Berkun, Kecamatan Limun, juga masuk dalam radar pengembangan. Bukit berbatu ini menjulang tinggi dan menawarkan panorama alam yang menantang untuk wisatawan pencinta petualangan.
“Kami akan tetapkan goa-goa mana yang menjadi prioritas. Setelah itu, pemerintah akan menyusun kegiatan promosi dan even untuk menarik kunjungan wisatawan,” tambah Bupati Hurmin.
Dengan perencanaan yang matang, pemerintah berharap kawasan karst Sarolangun bisa menjadi destinasi wisata unggulan di Jambi yang menggabungkan keindahan alam, nilai ekologis, dan kearifan lokal. (*/ira)