Masuk Musim Hujan, Petani Pilih Tanam Jagung Hibrida
--
Memasuki musim penghujan, petani di Desa Suka Maju, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjab Timur mulai menanam jagung.
Salah satu tanaman pangan ini berjenis jagung hibrida. Jagung hibrida memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan varietas lokal. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Salah seorang petani setempat, Jumikan mengatakan, awal musim penghujan merupakan waktu yang baik untuk menanam jagung, karena kondisi cuaca pada awal musim penghujan sangat cocok untuk benih jagung.
Dirinya memilih menanam jagung karena tidak membutuhkan persiapan dan pengolahan lahan yang rumit dan tidak seperti menanam padi.
Jumikan mulai menanam jagung hibrida di atas lahan seluas dua hektare, bekas tanaman cabai yang sempat gagal panen beberapa bulan lalu.
Benih jagung hibrida yang didapat berasal dari bantuan Polres Tanjab Timur. Hal ini dikarenakan harga bibit jagung hibrida memang lebih mahal karena jumlahnya terbatas.
"Untuk mendapatkan bibit lumayan susah dan harganya lumayan mahal juga mas. Untungnya kami dapat bantuan dari Polres," ucapnya.
Jagung hibrida dipanen setelah berusia 120 hingga 130 hari setelah tanam. Namun, waktu panen ditentukan berdasarkan tujuan penggunaannya.
"Adapun ciri tanaman jagung siap panen yakni kelobot cokelat, rambut jagung hitam kering dan biji jagung keras," ujarnya.
Saat ini para petani setempat tengah mengantisipasi serangan hama yang bisa membahayakan tanaman jagung mereka.
"Hama yang biasa menyerang jagung hibrida ialah ulat daun, lalat bibit, dan belalang. Sedangkan penyakit tanaman jagung antara lain hawar daun, bulai atau penyakit karena kekurangan unsur hara," pungkasnya. (Pan/Viz)