KKP Rehabilitasi Lima Hektare Hutan Mangrove di Jambi untuk Cegah Abrasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memprogramkan rehabilitasi kawasan hutan mangrove di pesisir Provinsi Jambi-(ANTARA/HO-Dokumen pribadi) -
JAMBI – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia menginisiasi program rehabilitasi hutan mangrove seluas lima hektare di pesisir Provinsi Jambi.
Langkah ini diambil untuk mendukung pelestarian lingkungan serta mengurangi dampak abrasi yang semakin mengkhawatirkan.
Kepala Dinas Perikanan Tanjung Jabung Timur, Hendri, menyatakan bahwa program rehabilitasi ini direncanakan akan dimulai tahun ini, dengan anggaran dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) KKP.
Kegiatan ini akan dikelola bersama Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD), yang diharapkan dapat mengurangi proses abrasi yang telah mengancam kawasan pesisir, khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
BACA JUGA:Wamensesneg: Pemangkasan Anggaran Tak Ganggu Pelayanan Publik
BACA JUGA:Pigai Pasrah Anggaran Dipangkas Rp 60 M
"Abrasi paling parah terjadi di Tanjung Jabung Timur, dan kami berharap program ini bisa dilaksanakan tahun ini untuk mencegah semakin meluasnya kerusakan," ujar Hendri.
Proses abrasi yang terjadi di sepanjang pesisir timur Jambi menjadi semakin serius.
Menurut pemerhati lingkungan, Ari Suriyanto, berdasarkan data yang ada, empat desa di wilayah tersebut telah mengalami dampak besar, dengan beberapa rumah harus ditinggalkan karena ancaman abrasi yang makin parah.
"Ratusan meter daratan hilang, bahkan banyak rumah warga yang terpaksa dikosongkan," kata Ari.
BACA JUGA:Para Atlet Tampil Maksimal dan Sportif
Dua faktor utama yang memicu abrasi adalah pemanasan global yang menyebabkan naiknya permukaan air laut dan berkurangnya hutan mangrove akibat pembalakan liar oleh sebagian oknum di pesisir.
Suriyanto menekankan pentingnya penanganan serius terhadap masalah ini, mengingat abrasi telah terjadi secara masif sejak 2007.
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Tanjabtim, Firmansyah Ayusda, mengungkapkan bahwa rehabilitasi mangrove membutuhkan anggaran yang besar, mengingat panjangnya garis pantai yang terancam.
"Tidak cukup hanya mengandalkan anggaran daerah. Kami juga perlu langkah konservasi yang melibatkan pendidikan masyarakat dan pengawasan yang ketat terhadap kegiatan yang bisa memperburuk kondisi," ujar Firmansyah.
BACA JUGA:5 Khasiat Mengonsumsi Red Wine
BACA JUGA:5 Khasiat Tomat untuk Atasi Penyakit Kronis Ini
Dengan langkah rehabilitasi ini, diharapkan penanaman kembali mangrove dapat memperbaiki garis pantai dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Jika pemerintah dan masyarakat bekerja sama, masalah abrasi di pesisir Jambi bisa dikurangi secara signifikan. (*)