Kilas Balik Perjuangan Bambang Bayu Suseno: Melawan Anomali di Pilkada Muaro Jambi 2024

BBS saat mendapatkan selamat dari Presiden Prabowo setelah dilantik -Foto : Diskominfo Muaro Jambi-Jambi Independent

BACA JUGA:Terbaru dari Honda PCX160 Tetap Terkoneksi dan Bebas Ribet dengan Honda RoadSync*

Pasca ditinggal PAN di Pilkada Muaro Jambi tahun 2024, BBS punya kesempatan untuk menjawab tantangan pembuktian kualitas sebagai figur politik yang kuat. Beloknya dukungan ke Masnah yang bukan kader orisinil rupanya menjadi peluang tersendiri, banyak loyalis dan simpatisan justru menolak arahan PAN dengan tetap mendukung BBS karena simpati. Dukungan tersebut diberikan secara terbuka maupun senyap.

Melawan Anomali Lewat Ide dan Narasi

Pertarungan BBS bersama pasangannya Jun bukan hanya soal melawan kandidat kontestan lain, namun juga pertarungan melawan sesuatu di luar kebiasaan (red: anomali). Ada beberapa anomali yang membuat perjuangan BBS untuk menang semakin pelik. 

Pertama, adalah maju tanpa dukungan dari partai sendiri. Sebagai partai pemenang Pemilu baik di tingkat provinsi maupun Kabupaten Muaro Jambi, PAN punya basis suara yang kuat. Dukungan dari PAN menjadi poin penting paling awal untuk merefleksikan kualitas diri pada publik. Pada dasarnya, dukungan partai sendiri terlebih PAN, akan jadi perhitungan politik di atas kertas untuk mengukur seberapa besar potensi menang seorang calon. Dengan tidak direkomendasikannya BBS oleh PAN, publik akan menilai bahwa secara hitung-hitungan di internal partai, Masnah Busro sebagai petahana 01 di Muaro Jambi lebih potensial untuk kembali melanjutkan kepemimpinan.

Selain tidak direkomendasikan partai sendiri, BBS juga harus menghadapi koalisi gemuk dari calon petahana tersebut. Terhitung, ada tiga partai besar yang jadi penyokong Masnah dalam pertarungan, di antaranya PAN, Gerindra, dan Golkar. Ketiga dukungan dari partai tersebut membuat Masnah jadi calon yang paling kuat di atas kertas, dengan mengantongi 14 kursi DPRD Muaro Jambi dan 36 persen suara sah Pemilu Legislatif. Sementara BBS, hanya disokong oleh 23 persen suara sah Pemilu Legislatif dan 9 kursi DPRD.

Hal anomali kedua yang dihadapi BBS adalah persoalan ego kedaerahan. Isu mengenai ini mencuat cukup kencang selama periode tahapan Pilkada. BBS yang notabene tidak berdarah asli lokal membuat sebagian orang berpendapat ia akan sulit untuk mengalahkan calon lain yang sudah jelas asli putra daerah. Pun juga dalam catatan sejarah berdirinya Kabupaten Muaro Jambi, memang belum pernah ada bupati yang bukan orang asli lokal. Kendati begitu, BBS tampaknya tak pernah ambil pusing, ia meyakini dengan rekam jejak sebagai Anggota DPRD Provinsi Jambi 2 periode beserta pengalaman sebagai wakil bupati, masyarakat tidak akan membatasi diri demi kemajuan daerah.

BACA JUGA:Kerugian Negara Capai Rp 193 T Kasus Tata Kelola Minyak Mentah

BACA JUGA:KPU Bungo Hitung Kebutuhan Logistik PSU, Bawaslu Segera Lakukan Mitigasi Kerawanan

Anomali terakhir adalah persoalan gaya kampanye. Siapa sangka bahwa pemenang dengan selisih suara hingga 12.686 ini rupanya tidak memiliki sistem tim dan relawan yang terstruktur seperti kebanyakan calon. Selama masa kampanye, tidak ada sama sekali pelantikan tim pemenangan ataupun tim relawan, hal itu berarti bertaruh pada kemungkinan yang kecil. Karena biasanya, agar sosialisasi masif sampai ke tempat-tempat tak terjangkau, dibutuhkan tim dan koordinator untuk setiap desa. Akan tetapi hal itu sama sekali tak berarti bagi BBS, tokoh berdarah jawa tersebut punya taktik gerilya sendiri yang sulit terbaca oleh lawan.

Dalam salah satu pidatonya, BBS memang pernah menyampaikan bahwa masyarakat siapapun itu, dalam rangka untuk mendukung dan memenangkannya tidak perlu menunggu arahan ataupun komando, tanpa koordinasi semua harus bergerak masing-masing untuk tujuan baik dengan dasar semangat kemajuan daerah. Pidato yang disampaikan BBS itu ditindaklanjuti dengan ide dan narasi yang menjanjikan, visi-misi serta program unggulan yang dicanangkannya mampu memantik masyarakat, agar secara tidak langsung menjadi bagian dari tim pemenangan, meski tidak di-SK-kan secara resmi.

Di sisi lain, dengan tajuk visi Muaro Jambi Berbakti, BBS ingin agar perjuangannya juga disokong dengan semangat yang sama dari masyarakat, yaitu semangat berbakti. Tidak ada pelantikan tim relawan, tidak ada iming-iming uang operasional, semua berbakti dengan ketulusan. Ide dan narasi yang disampaikan BBS membuatnya punya peluang untuk menang menghadapi anomali dalam perhelatan Pilkada Muaro Jambi 2024. Bersamaan dengan itu pula ia bisa mengukir sejarah baru sebagai bupati pertama yang bukan asli warga lokal.

Kini, buah dari ide yang dibawanya lewat 5 misi dan 12 program unggulan berujung manis. Tinggal masalah pembuktian kecakapan implementasi program selama lima tahun ke depan. Gagasan yang paling diingat masyarakat mungkin adalah membangun dari desa, program yang harus menjadi pilar utama pembangunan.

Perjuangan BBS meraih kursi kepemimpinan daerah telah usai, namun ajang pembuktian sebagai pemimpin baru akan dimulai. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah menjaga kepercayaan masyarakat. Seperti yang pernah disampaikannya, kepercayaan adalah kunci keberlanjutan karir seorang politikus; sekali rusak, maka hal itu berarti selesai

BACA JUGA:Damkartan Kota Jambi Evakuasi 20 Warga Terjebak Banjir

Tag
Share