Menkes Telusuri Aliran Obat Bius Yang Digunakan Pelaku Kekerasan Seksual RSHS Bandung

KEKERASAN SEKSUAL: Dokter PPDS Anestesi PK Unpad yang menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap keluarga pasien di RSHS Bandung.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
"Itu sebabnya saya akan ketemu sama Rektor Unpad hari Minggu ini, kita bicarakan. Sebelum ini kita rapikan."
Dalam pertemuan tersebut akan dicari akar permasalahan di balik tata kelola pengawasan dan distribusi obat di lingkungan rumah sakit pendidikan.
"Tata kelola ini, saya mau ngomong sama rektornya. Masalnya di mana? Apakah masalahnya kita sudah kasih ke orang bertanggung jawab? Nah, orang bertanggung jawab ini langsung turunkan ke anak didiknya?
"Itu, kan, harusnya yang pegang gurunya, yang pegang obat itu bukan anak didiknya. Siapa yang ngasih itu sampai ke bawah? Itu kita masih lihat," bebernya.
Budi menyebut bahwa hingga saat ini pihaknya masih belum bisa memberi jawaban atas pertanyaan ini, "Jadi kita juga tidak tahu. Belum tahu bolongnya di mana. Itu yang saya bilang, minta waktu sebulan untuk di-review dulu."
Menurutnya, proses analisa dan perbaikan tidak bisa berjalan apabila kegiatan residensi terus berjalan.
Ia memastikan proses belajar masih bisa dilakukan meski kegiatan residensi diberhentikan.
"Tidak menghentikan proses belajar, dia (residen PPDS Anestesi lain) tetap bisa belajar di rumah sakit lain. Selama ini juga belajarnya tidak di satu rumah sakit, belajarnya di beberapa rumah sakit. Tapi, yang di Hasan Sadikin, karena ini terjadinya di sana, saya mau perbaiki dulu," pungkasnya. (*)