Disusupi Provaktor, Demo Mahasiswa Ricuh, Pengunjuk Rasa Bawa Sembilan Tuntutan

DEMO: Ketua DPRD Provinsi Jambi M Hafiz Fattah dan Waka II DPRD Provinsi Jambi Samsul Riduan menghadapi para pengunjuk rasa dan menerima Salinan tuntutan mereka.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent j
JAMBI – Aksi unjuk rasa terjadi di halaman depan kantor DPRD Provinsi Jambi, Rabu (23/4) siang. Pengunjuk rasa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Melawan ini, berisikan Sembilan tuntutan.
Aksi ini dimulai dari Simpang BI dan dilanjutkan berjalan menuju gedung DPRD Provinsi Jambi. para pengunjuk rasa meminta bertemu langsung Ketua DPRD Provinsi Jambi agar dapat menyampaikan aspirasinya ke pemerintah pusat serta menyelesaikan segala tuntutan.
Massa aksi meminta pemerintah pertama untuk mencabut UU TNI, kemudian mendukung melakukan judicial review UU TNI, dan kemudian juga menolak segala bentuk RUU baik Polri, KUHAP dan ASN.
"RUU itu tidak berpihak kepada rakyat dan melemahkan prinsip demokrasi di Indonesia," kata orator aksi.
BACA JUGA:Optimalkan Sawah Kota Jambi, Wawako Diza TargetkanTambah Tanam 520 Hektare
BACA JUGA:Promosikan Inovasi Pembangunan ke Tingkat Nasional
Massa aksi juga meminta DPRD Provinsi Jambi mendorong pemerintah untuk mempercepat pembahasan RUU perampasan asset bagi para koruptor.
Selain itu Aliansi Mahasiswa juga meminta DPRD Provinsi Jambi menyelesaikan sejumlah persoalan yang ada di Provinsi Jambi.
"Mendorong penyelesaian persoalan judi online yang meraskan masyarakat Jambi khususnya generasi muda," ujar orator dengan lantang.
Kemudian juga meminta DPRD mengawal penegakan hukum terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas batubara yang terjadi di Jambi.
Juga meminta pemerintah menyelesiakan konflik agraria dan konflik pertambangan batubara seeta mempercepat pembangunan jalan khusus batubara.
"Kami meminta DPRD mengadvokasi perbaikan tata ruang yang telah rusak oleh aktivitas industri dan pembangunan," ucapanya.
Dan yang terakhir meminta pemerintah agar segera mengupayakan penyelesaian rentetan persoalan pelayanan yang ada di RSUD Raden Mattaher.
Aksi unjuk rasa yanga walnya berlangsung damai, kemudian memanas hingga rusuh. Satu orang diduga provokator terciduk hendak masuk di barisan mahasiswa, dia menggunakan baju kaos berwarna hitam, bertuliskan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Massa mengejar oknum yang tidak mereka kenal itu.