Maulana Tekankan Bahaya Judi Online, Peringatan Hardiknas 2025 Di Kota Jambi

Walikota Jambi, Maulana saat berada pada salah satu momen peringatan Hardiknas tahun 2025 di Kota Jambi.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI – Wali Kota Jambi, Dr dr H Maulana, MKM, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap maraknya praktik judi online (judol) yang kini turut menyasar kalangan ASN dan dunia pendidikan.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Kota Jambi, Sabtu (3/5), dijadikan momentum untuk menyuarakan perlawanan terhadap ancaman digital ini.
Dalam kegiatan jalan santai yang diikuti ribuan siswa dan guru se-Kota Jambi, Maulana memimpin langsung deklarasi penolakan judi online dan penguatan karakter siswa melalui tujuh kebiasaan anak hebat.
Kegiatan ini berlangsung dari lapangan Kantor Wali Kota Jambi dan diselenggarakan bersama Dinas Pendidikan Kota Jambi.
BACA JUGA:Peserta Seleksi PPPK Ikuti Tes CAT, Asisten III Muaro Jambi : Harus Siapkan Mental
BACA JUGA:Sekda Muaro Jambi Pimpin Upacara Peringatan Hardiknas
"Judi online telah merusak banyak tatanan keluarga. Banyak pegawai yang terlibat, bahkan hingga diberhentikan karena terlilit pinjaman online. Ini menjadi musuh bersama yang harus kita lawan," tegas Maulana dalam sambutannya.
Ia menyebut Provinsi Jambi, termasuk Kota Jambi, masuk dalam wilayah dengan jumlah pemain judol yang tinggi.
Padahal, kata dia, masyarakat Jambi dikenal religius dan memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang cukup tinggi, yakni 81,7.
Wali Kota juga menginstruksikan seluruh kepala sekolah agar mulai memeriksa riwayat penggunaan ponsel guru, sebagai bentuk deteksi dini terhadap keterlibatan dalam aktivitas judol.
“Kalau ditemukan indikasi, beri nasihat. Tidak ada yang kaya karena judi online, yang ada kehancuran pribadi dan keluarga,” katanya.
Selain penekanan terhadap bahaya judol, Maulana juga meluncurkan program Sekolah Digital Bahagia serta menyalurkan 2.000 beasiswa bagi siswa SD dan SMP.
Melalui program ini, proses belajar-mengajar dapat terpantau secara digital oleh guru, siswa, orang tua, hingga Dinas Pendidikan.
"Digitalisasi dan pembinaan karakter harus berjalan seiring. Kemajuan pendidikan harus didukung oleh teknologi sekaligus moralitas yang kuat," pungkasnya.(zen)