Kebut Normalisasi untuk Dukung Produksi Pertanian

Kadis PUPR Kota Jambi, Momon Sukmana Fitrah mendampingi Walikota Jambi saat meninjau pengerukan sedimen.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

Jambi – Pemerintah Kota Jambi melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terus mendorong penguatan sektor pertanian melalui normalisasi saluran irigasi dan pengangkatan sedimen.

Salah satu lokasi yang saat ini ditangani adalah kawasan sekitar SMPN 3 Jambi di Kota Seberang.

Wali Kota Jambi,  Maulana, turut meninjau langsung kegiatan tersebut sekaligus membuka jalur irigasi menggunakan alat berat. 

BACA JUGA: Kemas Faried Tekankan Refleksi dan Akselerasi Pembangunan Di Momen Hari Jadi Kota Jambi

BACA JUGA:Jaga Kolesterol Tetap Normal, Konsumsi Makanan Sehat

Langkah ini diambil untuk mengatasi banjir dan memperlancar aliran air ke area persawahan warga.

Saat ini, Kelurahan Tengah tengah menjadi fokus pembangunan, termasuk pembangunan sekolah baru hasil penggabungan SMPN 3 dan SMPN 13. 

Gedung lama SMPN 3 direncanakan akan dimanfaatkan untuk pengembangan fasilitas RS Sayuti.

Wali Kota Maulana mengungkapkan bahwa kawasan sekolah baru tersebut memiliki sistem drainase yang masih terlambat. 

"Padahal ini sangat penting untuk kelancaran air. Di dekatnya ada lahan sawah, namun air tidak mengalir dengan baik, yang menyebabkan banjir dan berdampak langsung ke sektor pertanian," ujarnya.

Akibat kondisi tersebut, sekitar 30 hektare sawah tidak mendapatkan pengairan yang optimal. Oleh karena itu, normalisasi saluran air terus didorong agar pengairan bisa berjalan dengan baik. Dengan pengairan yang lancar, diharapkan produksi pertanian dapat meningkat hingga 40 ton.

"Ini adalah bagian dari pengembangan kawasan pertanian terpadu di Kota Jambi. Pertanian harus menjadi kekuatan ekonomi rakyat," tegas Wali Kota.

Sementara Kepala Dinas PUPR Kota Jambi, Momon Sukmana Fitra, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pengembangan kawasan pertanian terpadu di Kota Jambi.

“Kawasan ini selama ini kerap tergenang karena sedimentasi dan sistem drainase yang belum optimal. Padahal di dekatnya ada sekitar 30 hektare sawah yang sangat tergantung pada aliran air dari saluran ini,” jelas Momon.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan