Mengenal Diet Paleo, Pola Makan Ala Zaman Purba untuk Gaya Hidup Lebih Sehat

SEHAT : Mengenal gaya diet paleo untuk gaya hidup sehat.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI – Di tengah maraknya pola makan modern yang kerap mengandalkan makanan cepat saji, olahan, dan tinggi gula tambahan, sebagian orang mulai melirik kembali pola makan alami yang terinspirasi dari kehidupan nenek moyang di masa prasejarah. Salah satunya adalah diet Paleo, atau yang kerap disebut sebagai pola makan ala manusia gua.
Diet Paleo mengusung prinsip kembali ke makanan alami yang dikonsumsi manusia pada era Paleolitik, sekitar 2,5 juta hingga 10.000 tahun lalu. Pola makan ini berfokus pada makanan hasil buruan dan alam, seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, buah, sayuran, kacang, dan biji-bijian. Sebaliknya, makanan hasil pertanian seperti gandum, kacang merah, susu, dan olahan lainnya dihindari.
Tujuan utama diet ini adalah menyesuaikan pola makan dengan genetika manusia, yang diyakini belum sepenuhnya beradaptasi dengan makanan modern. Beberapa penelitian kecil menunjukkan diet ini mampu membantu menurunkan berat badan, mengontrol tekanan darah, serta menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida.
Diet ini juga dinilai mampu menurunkan risiko penyakit jantung berkat pengurangan konsumsi makanan olahan dan peningkatan konsumsi buah dan sayur.
BACA JUGA:Tips dan Manfaat Skincare Minimalis
BACA JUGA:Cara Atasi Lampu Motor Sering Mati
Untuk menerapkan diet Paleo, makanan yang disarankan meliputi buah-buahan, sayuran, daging tanpa lemak dari hewan liar atau yang diberi makan rumput, ikan kaya omega-3 seperti salmon, serta minyak sehat dari buah dan kacang seperti minyak zaitun dan minyak kenari. Di sisi lain, makanan yang sebaiknya dihindari antara lain gandum, oat, barley, kacang tanah, lentil, produk susu, gula rafinasi, garam tambahan, kentang putih, dan makanan olahan tinggi.
Sebagai contoh, menu harian diet Paleo dapat terdiri dari salmon panggang dan melon untuk sarapan, salad dengan berbagai sayur dan kenari untuk makan siang, serta daging sapi panggang dan brokoli kukus untuk makan malam. Camilan sehat seperti jeruk atau wortel juga dapat menjadi pilihan.
Namun, diet ini tidak lepas dari kritik. Sejumlah ahli menilai bahwa manusia Paleolitik sebenarnya sudah mengonsumsi biji-bijian liar, dan secara genetik manusia kini telah beradaptasi untuk mencerna laktosa dan pati. Karena itu, efektivitas diet Paleo masih membutuhkan penelitian jangka panjang untuk memastikan manfaat dan risikonya.
Alternatif yang lebih seimbang seperti diet Mediterania, yang menggabungkan unsur Paleo dengan biji-bijian dan produk susu rendah lemak, dinilai lebih aman dan tetap memberikan manfaat kesehatan.
Sebelum memutuskan untuk menjalani diet Paleo, penting untuk berkonsultasi dengan ahli gizi agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi. Pada akhirnya, menjaga pola makan seimbang dan rutin berolahraga tetap menjadi kunci utama untuk hidup sehat.(*)