DPRD Provinsi Jambi Berikan Penjelasan Terhadap Lima Ranperda Inisiatif

Gubernur Jambi, Wakil Gubernur Jambi, dan pimpinan DPRD Provinsi Jambi mendengarkan penjelasan mengenai lima Ranperda Inisiatif.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

“Untuk melestarikan jembatan bentang panjang dimaksud dari kerusakan yang diakibatkan oleh peristiwa tabrakan oleh kapal atau tongkang yang melintas di bawah jembatan, maka perlu dibuat pengaturan tata cara olah gerak kapal/tongkang yang melintas di bawah jembatan bentang panjang di Provinsi Jambi,” katanya.

Pengaturan ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna alur Sungai yang melintasi jembatan bentang Panjang. 

Selanjutnya, Ranperda tentang Pemberdayaan Desa Wisata. Berdasarkan Data SISPARNAS (Sistem Informasi Indikator Kepariwisataan Nasional) Kemenparekraf saat ini, sudah ada 100 Desa Wisata yang ada di Provinsi Jambi yang tersebar di berbagai Kab/Kota yang paling banyak berada di Merangin sebanyak 28 Desa, Kota Jambi 15 Desa, dan Kerinci 14 Desa.

“Kurangnya kualitas sumber daya manusia dalam mengelola desa wisata, kurangnya infrastruktur di desa wisata, sulitnya aksestabilitas dari dan menuju destinasi wisata dikarenakan belum adanya bandara internasional, rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan desa wisata, dan kurangnya konsistensi untuk mengelola desa wisata yang berkelanjutan menjadi penyebab tidak berkebangnya desa wisata ini,” katanya. 

Terakhir, Ranperda tentang Pengarusutamaan Gender. Kesetaraan gender bukan bermaksud untuk memperlakukan laki-laki dan perempuan secara sama, melainkan mewujudkan perlakuan yang adil bagi laki-laki dan perempuan dengan mempertimbangkan kebutuhan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. 

“Ketimpangan gender atau diskriminasi gender terjadi karena adanya perbedaan gender yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat atau terbentuk secara sosial, sehingga timbul perbedaan maupun pembatasan terhadap salah satu gender atau jenis kelamin.  Perempuan sebagai kaum yang kerap mendapat perlakuan yang tidak setara dengan laki-laki adalah efek dari pandangan yang kabur dan turun temurun dari masa lalu. Diskriminasi gender yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat untuk berbagai hal sering kali menimbulkan perbedaan capaian antara laki-laki dan perempuan,” katanya. (Enn)

 

 

 

 

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan