Era Media Sosial Telah Berakhir?

Mark Zuckerberg-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

Berbicara mengenai media sosial, susah rasanya bila tidak menyertakan Meta didalamnya. Ini adalah perusahaan di balik platform raksasa yang sudah lama bertengger di kasta atas dunia maya, seperti Facebook dan Instagram.

Pada awal kemunculannya, fungsi utama media sosial seperti Facebook adalah untuk menjalin hubungan daring dengan teman dan keluarga. Namun saat ini, semuanya berubah dengan cepat selama satu dekade terakhir.

Hal ini diungkapkan sendiri oleh sang CEO Meta, Mark Zuckerberg, ia mengatakan bahwa era media sosial telah berakhir. Hal ini diungkapkan oleh Mark dalam testimoni di pengadilan antitrust pada April lalu yang diadakan oleh Federal Trade Commission (FTC).

FTC merupakan lembaga independen AS yang bertugas melindungi konsumen serta menjaga persaingan usaha agar tetap sehat. Pada testimoni yang dilakukannya, ia telah mengakui bahwa daya tarik Facebook tak lagi bersumber dari koneksi dengan teman maupun keluarga, tetapi kini lebih pada penemuan konten hiburan yang lebih masif.

BACA JUGA:Beri Pesan untuk Fans Timnas Indonesia

BACA JUGA:Harap Tak Ada Lagi Xenofobia dari Suporter Timnas

Ini diperkuat dengan adanya data internal Meta yang menunjukkan bahwa dalam kurun 2 tahun terakhir, waktu yang dihabiskan penggguna Facebook dan Instagram dalam melihat konten dari teman-temannya telah menurun.

Dalam data ini menunjukkan presentase Facebook yang menurun dari 22% menjadi 17%, sedangkan Instagram dari 11% ke 7%. Semua ini bisa terjadi karena alih-alih berfokus pada peningkatan koneksi antar pengguna, justru Meta lebih berfokus pada hiburan dan media informasi.

Tak bisa dipungkiri juga bahwa naiknya popularitas TikTok telah mengubah fungsi dan dinamika media sosial saat ini. Bagaimana tidak, pada saat ini kebanyakan aplikasi telah mengadopsi fitur dan format yang hampir mirip, misalnya video pendek.

Alih-alih interaksi sosial terjadi melalui konten-konten teman atau keluarga, kini malah terjadi dengan banyaknya konten kreator. Itulah sebabnya Meta menambahkan fitur baru seperti Reels agar bisa tetap relevan.

Meta harus membuat platformnya lebih dari TikTok serta berinvestasi besar dalam sebuah algortima. Meta juga berargumen bahwa pihaknya tidak bisa memonopoli pasar karena semua aplikasi menyajikan pengalaman serupa yang hampir identik.

Meta juga memperkuat pendapatnya ini yang sebelumnya telah digugat oleh FTC atas dugaan akuisisi ilegal Instagram dan WhatsApp untuk menghilangkan pesaing dan mempertahankan monopoli.

Mark sendiri tidak tertarik untuk membeli TikTok, dikutip dari Ars Technica, Mark mengatakan "TikTok masih lebih besar daripada Facebook atau Instagram, dan saya tidak suka bila pesaing kami lebih baik dari kami".

Selain beberapa pernyataan dan gugatan yang diberikan dan diterima oleh Meta, ada beberapa efek domino yang mungkin atau bisa terjadi jika media sosial sudah tidak terlihat sosial lagi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan