Giliran Beruang Madu Terkena Jeratan

EVAKUASI: Proses evakuasi beruang madu yang terkena jerat babi di Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batang Hari.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

JAMBI – setelah seekor harimau Sumatera dievakuasi karena terkena jerat, yang menyebakan luka parah di kakinya beberapa waktu lalu, kini giliran beruang madu yang bernasip sama. 

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi berhasil menyelamatkan seekor beruang madu (Helarctos malayanus) yang menjadi korban jerat babi di kawasan Dusun Bukit Paku RT 06, Desa Pelayangan, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi. Satwa dilindungi ini kini tengah menjalani perawatan intensif di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) BKSDA Jambi akibat luka serius yang dideritanya.

Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho, mengungkapkan bahwa kondisi beruang madu tersebut masih lemah dan menunjukkan gejala penurunan daya tahan tubuh. Luka akibat jerat serta infeksi yang timbul menjadi faktor utama memburuknya kondisi satwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa tim medis saat ini terus melakukan pemantauan dan penanganan secara intensif untuk mempercepat proses pemulihan.

“Pasca terkena jerat dan setelah dirawat beberapa hari terakhir, kini kondisi beruang itu lemah akibat luka serius yang menyebabkan kekebalan tubuhnya menurun, ditambah infeksi virus yang menyerang tubuhnya,” kata Agung Nugroho, Selasa (10/6) kemarin.

BACA JUGA:Unja Raih Opini WTP Empat Kali Berturut-turut

BACA JUGA:DPRD Batang Hari Gelar Rapat Paripurna, Bahas Nota Pengantar Ranperda RTRW 2025–2045

Meskipun masih menunjukkan tanda-tanda kelemahan, tim medis mencatat adanya perkembangan positif. Satwa mulai menunjukkan nafsu makan meski masih dalam jumlah yang sangat terbatas.

“Satwa ini sudah mulai makan, meskipun masih sangat sedikit. Namun ini menunjukkan tanda-tanda positif menuju pemulihan,” tambah Agung.

Menurut hasil observasi tim dokter hewan BKSDA Jambi, kondisi fisik dan psikologis beruang madu tersebut belum memungkinkan untuk dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya. Oleh karena itu, prioritas saat ini adalah proses pemulihan dan stabilisasi kondisi kesehatan satwa sebelum keputusan pelepasliaran bisa diambil.

“Berdasarkan pengamatan tim medis, satwa ini membutuhkan perawatan lanjutan di TPS. Diperlukan waktu dan pemantauan intensif untuk memastikan ia benar-benar siap kembali ke alam,” jelasnya.

Berdasarkan laporan yang diterima BKSDA, beruang madu tersebut diduga telah terjerat perangkap babi hutan milik warga selama sekitar lima hari sebelum ditemukan. Kejadian ini baru dilaporkan oleh masyarakat kepada Polsek Muara Tembesi pada tanggal 4 Juni 2025, yang kemudian diteruskan ke BKSDA Jambi. Menindaklanjuti laporan tersebut, tim segera bergerak ke lokasi pada 5 Juni 2025 untuk melakukan proses penyelamatan.

Proses evakuasi dilakukan secara kolaboratif oleh tim BKSDA Jambi dan masyarakat setempat, dengan melibatkan juga tim dari Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM). Tim melakukan persiapan dengan pemberian obat bius untuk menenangkan satwa sebelum dievakuasi ke TPS BKSDA Jambi guna mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Beruang madu ini diperkirakan berusia sekitar tujuh tahun dengan berat badan kurang lebih 60 kilogram. Meskipun tergolong dewasa, kondisinya yang lemah membuat proses pemulihan menjadi tantangan tersendiri bagi tim medis.

Sebelumnya, beberapa waktu lalu, seekor harimau sumatera (Phantera tigris Sumaterae) jenis kelamin jantan terperangkap jerat di dalam kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Bungo Pandan, Desa Suo-Suo, Kecamatan Masumai, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan