Eksploitasi Anak di Media Sosial, Ke Mana Mencari Bantuan?

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Perkembangan teknologi digital telah menghadirkan kemudahan komunikasi dan informasi, termasuk bagi anak-anak. Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga menjadi lahan subur bagi praktik eksploitasi anak yang sering kali luput dari perhatian.
Paparan sejak dini terhadap internet tanpa pengawasan berakibat meningkatkan risiko anak menjadi korban berbagai bentuk kekerasan dan manipulasi daring.
Memahami Eksploitasi Anak di Ranah Digital
Eksploitasi anak merujuk pada pemanfaatan anak untuk keuntungan pribadi, baik secara ekonomi, seksual, maupun sosial.
BACA JUGA:Tren Wellness yang Ternyata Tidak Memberikan Manfaat
BACA JUGA:BKSAP Kecam Serangan Israel terhadap Iran
Dalam konteks media sosial, bentuk eksploitasi meluas dari kejahatan seksual secara eksplisit hingga praktik terselubung seperti "sharenting" atau pembagian informasi pribadi anak secara berlebihan demi popularitas atau keuntungan finansial.
Ragam Bentuk Eksploitasi Anak di Media Sosial
• Cyberbullying: Perundungan melalui media digital yang merusak psikologis anak.
• Online Grooming: Pendekatan pelaku untuk membangun hubungan dengan anak demi tujuan seksual.
• Sextortion: Pemerasan seksual setelah pelaku mendapatkan objek intim korban.
• Penyebaran CSAM (Child Sexual Abuse Material): Produksi dan distribusi konten seksual anak.
• Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA): Anak digunakan dalam prostitusi atau pornografi demi keuntungan.
• Sharenting Berisiko: Orang tua tanpa sadar mengekspos kehidupan pribadi anak secara berlebihan.