Iran Siap Hadapi Perang Panjang dengan Israel, Korban Capai Ratusan Jiwa

Iran terus melakukan serangan ke Israel-Foto: ist-jambi independent
TEHERAN,JAMBIKORAN.COM – Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Iran menyatakan siap menghadapi perang panjang melawan Israel. Pernyataan ini disampaikan oleh seorang pejabat senior keamanan Iran kepada media internasional, di tengah meningkatnya korban jiwa akibat rentetan serangan drone dan rudal dari kedua belah pihak.
Hingga Senin 16 Juni 2025, serangan Iran telah menewaskan sedikitnya 16 warga Israel dan melukai lebih dari 390 orang. Di pihak Iran, serangan balasan Israel disebut telah menyebabkan 406 orang meninggal dunia dan 654 lainnya mengalami luka-luka, berdasarkan data dari kelompok Human Rights Activists. Pemerintah Iran sendiri belum mengeluarkan angka resmi terkait korban di dalam negeri.
“Teheran berkomitmen untuk mematikan mesin perang rezim Zionis,” ungkap pejabat tersebut dalam wawancara dengan Russia Today. Ia juga menambahkan bahwa Iran telah menyiapkan daftar panjang target strategis di dalam wilayah Israel, termasuk tempat tinggal rahasia para pemimpin, fasilitas energi, pabrik pesawat tempur, serta infrastruktur komando dan kendali.
BACA JUGA:Panggung Harmoni Bahagia, Pemantik Kreativitas di Kawasan Kota Tua Rawasari
BACA JUGA:Eksploitasi Anak di Media Sosial, Ke Mana Mencari Bantuan?
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengklaim bahwa rudal-rudal mereka telah berhasil menghantam fasilitas produksi bahan bakar untuk jet tempur Israel. Namun, hingga saat ini klaim tersebut belum diakui secara resmi oleh pemerintah Israel.
Sementara itu, jutaan warga Iran dilaporkan turun ke jalan pada Sabtu lalu, menunjukkan dukungan besar terhadap pemerintah untuk melanjutkan perlawanan terhadap agresi militer Israel.
Situasi ini memicu kekhawatiran komunitas internasional. Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan kecaman atas serangan Israel ke wilayah Iran dan menyerukan langkah de-eskalasi segera. Dalam perbincangan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Putin menyatakan kesiapan Rusia untuk memediasi dialog antara kedua negara.
BACA JUGA:BKSAP Kecam Serangan Israel terhadap Iran
BACA JUGA:BEM PTNU Bantah PBNU Terlibat Pada Aktivitas Tambang di Raja Ampat
Namun, harapan untuk diplomasi tampaknya meredup setelah pembicaraan nuklir yang sebelumnya dijadwalkan di Oman antara Teheran dan Washington dibatalkan menyusul eskalasi konflik. Meskipun begitu, Trump tetap membuka peluang untuk negosiasi lanjutan. “Mereka ingin membuat kesepakatan. Mereka sedang berbicara,” ujarnya.
Dengan kedua pihak yang bersikukuh pada posisi masing-masing dan meningkatnya korban sipil, dunia kini menanti apakah diplomasi dapat menghindarkan wilayah tersebut dari konflik yang lebih luas dan mematikan. (*)