Warga Pulau Batu Lestarikan Tradisi Ngacau Lupak, Ramai-ramai Tangkap Ikan di Danau

Masyarakat Dusun Pulau Batu, Kecamatan Jujuhan Ilir, Kabupaten Bungo, melakukan tradisi "Ngacau Lupak" yaitu menangkap ikan secara massal menggunakan peralatan tradisional.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

MUARABUNGO- Tradisi unik dan penuh kebersamaan kembali digelar oleh masyarakat Dusun Pulau Batu, Kecamatan Jujuhan Ilir, Kabupaten Bungo. Warga setempat melakukan tradisi turun-temurun yang dikenal dengan sebutan "Ngacau Lupak", yaitu menangkap ikan secara massal menggunakan peralatan tradisional di danau atau lupak yang berjarak sekitar 5 kilometer dari dusun, Senin 16 Juni 2025.

Kegiatan tahunan ini hanya dilakukan sekali dalam setahun, dan menjadi ajang silaturahmi serta bentuk pelestarian budaya lokal yang diwariskan oleh para leluhur. Dalam prosesi ini, seluruh masyarakat turut serta menangkap ikan secara bersama-sama, menggunakan alat tangkap tradisional seperti tangguk dan jala.

Muhammad Amin, Rio (Kepala Dusun) Pulau Batu, membenarkan kegiatan tersebut merupakan tradisi lama yang masih dilestarikan hingga kini.

"Iya, benar. Hari ini kami bersama masyarakat membaur bersama-sama menangkap ikan di danau ini. Ini adalah tradisi sejak nenek moyang kita yang terus kami budayakan sampai sekarang," ujar Muhammad Amin.

BACA JUGA:Pendaftaran Siswa Baru SMP di Kota Jambi Dimulai 23 Juni 2025, Ini Link Resminya

BACA JUGA:SPMB Kota Jambi Harus Bersih! Disdik Buka Layanan Aduan, Walikota Tegas Tolak Calo

Ia juga menambahkan, sebelum pelaksanaan "Ngacau Lupak", tidak diperbolehkan ada aktivitas penangkapan ikan di danau tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjaga populasi ikan dan memastikan kelestarian habitatnya, sehingga saat acara digelar, hasil tangkapan pun melimpah.

Beragam jenis ikan berhasil ditangkap dalam kegiatan ini, seperti ikan lele, ikan sisik, gabus, patin, hingga ikan baung. Semua hasil tangkapan diperbolehkan untuk dibawa pulang oleh warga, sebagai bentuk kebersamaan dan rezeki yang dinikmati bersama.

Kemeriahan dan semangat gotong-royong terasa kuat sepanjang acara berlangsung. Tidak hanya para lelaki dewasa, anak-anak hingga kaum ibu juga turut ambil bagian dalam kegiatan ini, menjadikan suasana semakin hidup dan meriah.

Tradisi "Ngacau Lupak" menjadi salah satu kekayaan budaya lokal Kabupaten Bungo yang patut dilestarikan. Selain menjaga kearifan lokal, kegiatan ini juga mempererat hubungan antarwarga dan menunjukkan cara masyarakat hidup berdampingan dengan alam secara harmonis. (mai/ira)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan