Penyebab Perempuan Lebih Rentan Migrain

MENGGANGGU : Perempuan lebih rentan terkena migrain karena beberapa faktor penyebab.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

JAMBI – Migrain merupakan salah satu jenis sakit kepala yang dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini ditandai dengan rasa nyeri berdenyut, biasanya hanya pada satu sisi kepala, yang kerap disertai mual, muntah, serta sensitivitas terhadap cahaya dan suara. 

Menariknya, migrain lebih sering dialami perempuan dibanding laki-laki, terutama saat memasuki usia dewasa.

Penelitian medis menunjukkan bahwa perempuan memiliki risiko tiga kali lebih tinggi terkena migrain. Faktor hormonal menjadi penyebab utama, khususnya fluktuasi hormon estrogen dan progesteron yang berkaitan dengan siklus menstruasi, kehamilan, hingga menopause.

Peran Hormon dalam Memicu Migrain

BACA JUGA:Pemkab Muaro Jambi Terima WTP Ke 11 Kali dari BPK RI Perwakilan Jambi

BACA JUGA: 3.887 Titik Lampu Penerangan Jalan, Dinas PUTR : 880 Titik Rusak

Hormon estrogen dan progesteron berperan dalam mengatur zat kimia di otak yang memengaruhi rasa sakit. Penurunan drastis hormon ini—misalnya menjelang menstruasi—kerap memicu serangan migrain yang dikenal sebagai menstrual migraine. Kondisi serupa juga bisa muncul selama kehamilan, menyusui, hingga masa perimenopause.

Sebagian perempuan mengalami perbaikan gejala migrain saat hamil atau menyusui, namun sebagian lainnya justru merasakan peningkatan intensitas serangan. Oleh karena itu, penting untuk memahami pola hormonal pribadi guna menentukan pengobatan dan gaya hidup yang tepat.

Migrain Menjelang dan Saat Menstruasi

Banyak perempuan mengalami migrain yang muncul secara konsisten menjelang atau pada hari pertama menstruasi. Jenis ini disebut menstrual-related migraine dan cenderung lebih parah serta berlangsung lebih lama. Terapi pencegahan seperti konsumsi magnesium, pengaturan pola makan, serta terapi hormonal kerap direkomendasikan dokter untuk mengatasinya.

Mencatat siklus menstruasi dan waktu munculnya migrain dapat membantu perempuan mengenali pola serangan serta menentukan strategi pencegahan yang efektif.

Stres dan Tekanan Emosional Berperan Besar

Selain faktor hormonal, stres emosional juga turut memicu migrain. Perempuan sering menghadapi tekanan dari berbagai peran—baik sebagai pekerja, ibu, maupun anggota masyarakat—yang membuat mereka lebih rentan terhadap stres.

Teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, olahraga ringan, dan tidur cukup terbukti membantu mengurangi frekuensi migrain. Gaya hidup seimbang dan dukungan emosional juga sangat berperan dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan