Musim Kemarau Jadi Tantangan, Tanjab Timur Targetkan Tiga Kali Panen Padi Setahun

TARGET : Para petani saat menanam padi di sawah. Tanjabtim targetkan tiga kali panen dalam setahun. Namun musim kemarau menjadi tantangan tersendiri.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent j
MUARASABAK – Pemerintah Kabupaten Tanjab Timur menargetkan peningkatan produksi padi melalui pelaksanaan tiga kali musim tanam dan panen dalam satu tahun pada 2025.
Langkah ini merupakan strategi konkret dalam mendukung program swasembada pangan sekaligus memperkuat ketahanan pangan di tingkat daerah.
Kebijakan ini tidak hanya menindaklanjuti arahan pemerintah pusat, tetapi juga merupakan bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten dalam menjawab tantangan ketersediaan pangan di tengah ancaman perubahan iklim dan potensi krisis pangan global.
BACA JUGA:Wabup Gerry Buka Pelatihan OKP Sarolangun, Dorong Sinergi dan Peran Aktif Pemuda
BACA JUGA:Wako Alfin Dukung STKIP-M Kota Sungai Penuh Menjadi Universitas
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanjab Timur, Sunarno, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah melaksanakan musim tanam kedua, yang dimulai pada bulan Mei dan diperkirakan berlangsung hingga Agustus mendatang.
Setelah musim tanam kedua selesai, petani akan kembali melaksanakan musim tanam ketiga yang dijadwalkan dimulai pada bulan September.
Panen padi dari musim tanam ketiga tersebut ditargetkan dapat berlangsung pada bulan Desember 2025.
Menurut Sunarno, musim tanam kedua ini memiliki tantangan tersendiri, terutama terkait dengan pengelolaan air irigasi karena bertepatan dengan musim kemarau yang menyebabkan debit air di sejumlah wilayah mulai menurun.
"Tantangannya cukup besar, namun kami tetap berkomitmen. Perencanaan pengairan menjadi fokus utama kami saat ini agar produksi padi tetap bisa optimal," ucapnya.
Sebagai bentuk antisipasi, pemerintah daerah memaksimalkan pemanfaatan bantuan 243 unit pompa air dari Kementerian Pertanian yang telah diterima pada tahun 2024.
Pompa-pompa ini sangat berperan dalam mendukung irigasi sawah, terutama di wilayah yang tidak terjangkau saluran irigasi teknis.
Selama parit primer masih menyimpan air, sistem pompa ini bisa diandalkan. Tetapi kalau kemarau ekstrem menyebabkan parit kering total, maka itu yang menjadi kekhawatiran kami,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya telah menginstruksikan kepada para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) agar membantu petani dalam hal pengelolaan air, termasuk memfasilitasi pemindahan pompa air dari kelompok tani yang tidak aktif ke kelompok yang masih aktif menanam padi.
“Sudah kami arahkan agar PPL bergerak cepat, terutama untuk memindahkan pompa dari lokasi yang tidak lagi menanam ke tempat yang masih aktif. Ini penting untuk menjamin kelangsungan musim tanam kedua," ungkapnya.
Musim tanam kedua ini mencakup areal seluas kurang lebih 3.500 hektare. Para petani memilih menggunakan varietas padi unggul inpari 36 yang dikenal memiliki daya tahan terhadap cekaman cuaca dan mampu menghasilkan produksi yang tinggi.
Dengan varietas tersebut, diharapkan produktivitas padi di musim tanam kedua bisa mencapai target yang diharapkan. Selain itu, varietas ini juga telah terbukti adaptif terhadap kondisi lingkungan Tanjab Timur.
Pemerintah Kabupaten Tanjab Timur terus mengawal program peningkatan intensitas tanam ini sebagai upaya untuk memastikan daerah tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan beras sendiri, tetapi juga dapat berkontribusi dalam menciptakan surplus pangan.
Sunarno menjelaskan, langkah ini juga merupakan tindak lanjut dari instruksi Bupati Tanjab Timur yang menekankan pentingnya peningkatan produksi pertanian sebagai prioritas pembangunan daerah, khususnya dalam sektor pangan.
“Sesuai arahan Ibu Bupati, target kita jelas: panen tiga kali dalam setahun dan harus surplus beras,” jelasnya.
Dengan komitmen yang kuat dari semua pihah-baik pemerintah, penyuluh, maupun petani-diharapkan program tiga kali panen ini dapat berhasil dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan pertanian berkelanjutan. (Pan/Viz)