Waspada 5 Efek Samping Mi Instan, Tingkatkan Risiko Serangan Penyakit

WASPADA : Anda yang suka mengkonsumsi mi instan harus waspada efek sampingnya.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent j

JAMBI - Mi instan merupakan salah satu makanan favorit banyak orang karena praktis, murah, dan memiliki rasa yang lezat. Namun di balik kelezatannya, mi instan menyimpan berbagai risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.

 

Mi instan mengandung berbagai bahan tambahan seperti natrium, pengawet, dan monosodium glutamat (MSG) yang, jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Berikut ini lima efek samping dari konsumsi mi instan secara berlebihan, seperti dilansir dari Healthshots.com:

1. Kandungan Nutrisi Rendah

Mi instan hampir tidak mengandung nutrisi penting seperti vitamin, mineral, protein, dan serat. Sebaliknya, makanan ini tinggi kalori yang berasal dari karbohidrat olahan dan lemak tidak sehat. Jika dikonsumsi terus-menerus, hal ini dapat menyebabkan kekurangan gizi dan berdampak pada manajemen berat badan.

BACA JUGA:5 Manfaat Kentang untuk Tumbuh Kembang Bayi

BACA JUGA:Mulai Tugas di Sarolangun, AKBP Wendi Disambut Tradisi Pedang Pora

2. Mengandung MSG

MSG atau monosodium glutamat sering digunakan untuk meningkatkan cita rasa mi instan. Meski dinyatakan aman oleh FDA, sejumlah studi menunjukkan konsumsi MSG dalam jumlah besar dapat memicu sakit kepala, mual, penambahan berat badan, hingga tekanan darah tinggi. Namun, temuan ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.

3. Tinggi Kandungan Natrium

Satu porsi mi instan bisa mengandung lebih dari setengah kebutuhan natrium harian yang disarankan. Asupan natrium berlebih dapat menyebabkan kerusakan organ, serta meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Orang dengan riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi harus sangat berhati-hati.

4. Terbuat dari Tepung Putih (Maida)

Mi instan umumnya dibuat dari tepung maida, yakni tepung putih olahan yang miskin serat dan nutrisi. Konsumsi maida dalam jumlah besar dapat memicu lonjakan gula darah, dan berisiko bagi penderita diabetes atau resistensi insulin. Diet tinggi karbohidrat olahan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan sindrom metabolik.

5. Risiko Kesehatan Jangka Panjang

Sebuah studi dari Nutrition Research and Practice mengungkapkan bahwa konsumsi mi instan secara rutin dapat meningkatkan risiko terkena sindrom metabolik. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di area perut, dan kadar kolesterol yang tidak normal.

Meskipun praktis, mi instan sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan. Mengutamakan makanan alami dan bergizi jauh lebih baik untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Jika ingin menikmati mi instan, imbangi dengan sayuran, protein, dan batasi frekuensinya.

Jika Anda memerlukan versi berita ini untuk media sosial, infografis, atau buletin kesehatan, saya siap bantu menyusunnya!

 

 

 

 

Tanya ChatGPT

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan