Petani Merasa Dirugikan, Praktik Pengoplosan Beras

RUGI : Padi yang sedang menguning dan siap panen. Petani merasa dirugikan sejak terbukti adanya praktik pengoplosan beras.-HARPANDI/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent j

MUARASABAK - Petani di berbagai daerah di Indonesia tidak terkecuali di Kabupaten Tanjab Timur, mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap praktik beras oplosan yang marak terjadi di pasaran.

Praktik ini dianggap merugikan petani karena bisa menurunkan harga jual beras asli dan merusak kepercayaan konsumen terhadap produk pertanian lokal.

Informasi awal mula temuan praktik tidak terpuji ini berawal dari adanya anomali harga beras sekitar satu hingga dua bulan lalu. 

Dimana, harga di tingkat petani dan penggilingan turun, tetapi justru harga di tingkat konsumen naik.

BACA JUGA:Wako Alfin Serahkan Bantuan Pangan Beras Bagi 4520 Keluarga

BACA JUGA:Wabup Sarolangun Pimpin Apel Gabungan ASN, Tegaskan Komitmen Pembangunan Daerah

Katumi, Salah seorang petani di Desa Suka Maju, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjab Timur ini mengatakan, praktik beras oplosan tidak hanya merusak reputasi produk pertanian Indonesia, tetapi juga mengancam pendapatan mereka bagi kaum tani.

"Adanya beras oplosan itu tentu membuat kami petani merasa dirugikan juga pak. Kami selaku petani berharap, kondisi ini bisa cepat diatasi," ujarnya.

Beras yang dijual katumi merupakan hasil tanaman padi jenis MR dengan harga jual Rp 13 ribu per kilogramnya. Meskipun berasnya tidak beredar luas, namun bakal berefek ke kaum tani nantinya.

Mereka meminta pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap praktik ini dan memastikan bahwa produk pertanian yang beredar di pasaran adalah produk yang asli dan berkualitas.

Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap praktik beras oplosan, serta memberikan perlindungan yang lebih baik kepada petani dan konsumen.

Dengan demikian, diharapkan produk pertanian Indonesia dapat bersaing secara sehat di pasaran dan petani dapat memperoleh pendapatan yang layak.

"Intinya, kami berharap hasil pertanian dari hasil panen kami nanti bisa dijual dipasaran dengan aman dan tidak terdampak hal apapun," pungkasnya. (pan)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan