PDI Perjuangan: Selamat Jalan Kwik Kian Gie, Sang Guru Bangsa

PDI Perjuangan: Selamat Jalan Kwik Kian Gie, Sang Guru Bangsa-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
PenulJAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Said Abdullah mengucapkan selamat jalan kepada ekonom sekaligus mantan Menteri Koordinator (Menko) Ekonomi Kwik Kian Gie sebagai guru bangsa yang terus menyuarakan idealisme hingga akhir hayat.
"Semalam, Pak Kwik Kian Gie, meninggalkan kita di usia 90 tahun. Kita kehilangan ekonom gigih," ucap Said dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Dia menilai berbagai pikiran Kwik selalu bernas dan kritis, terutama mengenai ekonomi dan politik. Bahkan, kata dia, tak peduli saat sedang berada di dalam maupun di luar kekuasaan, sikap politik dan kepribadian Kwik dinilai tidak berubah.
Menurut Said, idealisme menjadi rel penyangga sekaligus "hakim" untuk menentukan berbagai langkah Kwik.
BACA JUGA:Drone Elang Hitam Buatan PTDI Lakukan Uji Terbang
BACA JUGA:SAH Minta Anggota DPRD Gerindra Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis, Jangan Berpangku Tangan
"Kecintaannya terhadap Republik ini tidak surut dibarter oleh apa pun," tuturnya.
Saat krisis pada tahun 1997 sampai 1998, kata dia, Kwik menonjol sebagai figur terdepan mempersoalkan skema penyelesaian ala Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap utang para obligor.
Disebutkan bahwa IMF dan sejumlah menteri di kabinet menyetujui skema pengambilalihan aset para obligor atas utang mereka di bank yang diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Kala itu, dikatakan Said bahwa Kwik menilai sejumlah aset perusahaan yang disita BPPN jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah utang, sebab asetnya jauh lebih kecil dibandingkan kewajibannya.
"Pak Kwik kalah dalam keputusan ini, namun beliau tetap berdiri dengan kepala tegak," ucap Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) itu.
Oleh karena itu, dirinya menegaskan tak sejengkal pun masyarakat ragu atas nasionalisme Kwik lantaran mantan Menko tersebut meneruskan jalan pikiran Presiden pertama RI Soekarno dan Wakil Presiden pertama RI Mohammad Hatta, yang menginginkan ekonomi Indonesia sebagai bangsa bisa mandiri.
Maka dari itu, disebutkan bahwa Kwik selalu memberi perhatian besar tentang bagaimana sumber daya alam dikelola dan bagaimana cara mengelolanya.
Dengan demikian, Said menuturkan keluarga besar PDI Perjuangan sangat merasa kehilangan atas kepergian Kwik, yang turut merupakan fungsionaris PDI Perjuangan.