Israel Panggil 400 Ribu Anggota IDF

IDF: Pasukan IDF sedang melakukan operasi militer di Palestina.-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
TELAVIV - Pemerintah Israel bersiap melancarkan operasi militer besar di Gaza dengan memanggil hingga 430.000 pasukan cadangan dari Israel Defense Forces (IDF).
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari persiapan pendudukan Kota Gaza, yang menurut prediksi militer akan berlangsung setidaknya selama enam bulan.
Mobilisasi besar-besaran ini direncanakan berlangsung hingga 30 November 2025, dan akan dimulai bulan depan dengan pengerahan Divisi 146 dan 98.
Secara keseluruhan, enam divisi IDF akan dilibatkan, termasuk Divisi 162, 36, 98, Gaza Division, 99, dan 146. IDF menargetkan untuk mengepung Kota Gaza paling lambat Oktober 2025 dilansir dari i24newstv.
BACA JUGA:KPK Telaah Laporan Nikita Mirzani
BACA JUGA:Perusuh Bahagia
Penasihat hukum pemerintah Israel, Gali Baharav-Miara, mengakui adanya tantangan hukum signifikan, terutama terkait beban yang tidak merata antara kelompok penduduk dalam kewajiban dinas militer.
Namun, ia menegaskan bahwa tidak ada alternatif selain melanjutkan mobilisasi cadangan, demi mendukung operasi militer yang tengah berlangsung.
Sebagai bagian dari strategi operasi darat, IDF juga merencanakan evakuasi lebih dari 800.000 warga sipil dari Kota Gaza.
Proses ini akan dilakukan dalam waktu enam minggu, memindahkan penduduk ke zona kemanusiaan Mawasi, sebelum operasi militer skala penuh dimulai.
Untuk mengurangi dampak kemanusiaan, pemerintah Israel mengumumkan akan meningkatkan pengiriman bantuan. Jumlah konvoi truk bantuan akan dinaikkan drastis dari 300 menjadi 1.200 truk per hari.
Selain itu, bantuan udara akan diperkuat, dan pusat distribusi tambahan akan dibangun. Operasi pendudukan ini dirancang sebagai respons terhadap dinamika konflik yang telah berlangsung lebih dari 22 bulan.
Jika negosiasi pembebasan sandera gagal mencapai hasil, pejabat keamanan Israel memperkirakan bahwa pendudukan terhadap Gaza bisa berlangsung setidaknya setengah tahun, menjadikannya salah satu operasi darat terbesar sejak konflik dimulai.
Langkah ini dipandang sebagai eskalasi besar dalam konflik yang telah menimbulkan dampak kemanusiaan luas di kedua belah pihak. (*)