Tren Gaya Hidup yang Bikin Hidup Lebih Ringkas dan Bahagia

-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
Di tengah arus informasi yang cepat dan budaya konsumtif yang terus menggila, banyak orang mulai bertanya:
Apakah saya benar-benar butuh semua ini?Pertanyaan sederhana ini menjadi pintu masuk menuju dua gaya hidup yang kini jadi tren utama di kalangan banyak orang, terutama generasi milenial dan Gen Z.
Mindful consumption dan minimalisme.
Kedua konsep ini menjadi semacam "rem" di tengah gaya hidup cepat dan boros yang selama ini dijalani banyak orang. Menariknya, tren ini tidak hanya populer di luar negeri, tetapi juga mulai diterapkan oleh banyak anak muda Indonesia, terutama mereka yang tinggal di kota besar.
BACA JUGA:Tiga Ranperda Strategis Disahkan
BACA JUGA:Rekrutmen PPPK Target Rampung Oktober 2025
Apa Itu Mindful Consumption?
Mindful consumption adalah kebiasaan mengonsumsi secara sadar dan bertanggung jawab. Intinya, kita diajak untuk tidak asal beli, tetapi memikirkan:
1. Apakah barang itu benar-benar dibutuhkan?
2. Dari mana barang itu berasal? Apakah proses produksinya etis?
3. Apakah pembelian ini berdampak positif atau negatif bagi lingkungan dan masyarakat?
Prinsip ini bertentangan dengan pola belanja impulsif yang sering dipicu oleh iklan, diskon besar, atau tren media sosial.
Dengan pola konsumsi sadar, seseorang tidak lagi terjebak dalam siklus beli-pakai-buang, melainkan belajar untuk menahan diri dan memilih produk yang betul-betul sesuai dengan nilai dan kebutuhan.
Contohnya, banyak konsumen kini mulai memilih produk lokal, membeli dalam jumlah sedikit tapi berkualitas, bahkan memilih produk ramah lingkungan atau daur ulang.
Minimalisme: Hidup Sederhana, Pikiran Lega
Berbeda tapi saling melengkapi, minimalisme adalah gaya hidup yang berfokus pada menyederhanakan kehidupan dari segala aspek, mulai dari jumlah barang, jadwal harian, hingga interaksi sosial.
Gaya hidup ini mengajak orang untuk mengurangi "kebisingan" dalam hidup dan hanya mempertahankan hal-hal yang paling penting.
Beberapa ciri umum dari pelaku hidup minimalis:
1. Memiliki jumlah barang yang terbatas tapi fungsional.
2. Memilih desain rumah yang rapi, terang, dan lapang.
3. Mengurangi keterikatan pada barang, dan lebih fokus pada pengalaman.
Salah satu tren turunan minimalisme adalah capsule wardrobe, yaitu lemari pakaian yang hanya terdiri dari sejumlah outfit dasar (biasanya 25-30 potong) yang bisa dipadupadankan dengan mudah.
Gaya ini sangat cocok bagi orang yang ingin tetap tampil stylish tanpa repot.
Manfaat yang dirasakan gaya hidup minimalis dan mindful memberikan banyak dampak positif, antara lain:
1. Dompet lebih sehat: karena tidak mudah tergoda belanja impulsif, pengeluaran lebih terkontrol.
2. Pikiran lebih ringan: lingkungan yang rapi dan tidak penuh barang bisa menurunkan stres.
3. Lingkungan lebih terjaga: konsumsi lebih sedikit berarti sampah lebih sedikit, dan sumber daya tidak cepat habis.
4. Fokus lebih tajam: karena tidak banyak distraksi, produktivitas meningkat.
Cara Memulai Gaya Hidup Ini
Ingin mencoba? Mulailah dari hal-hal kecil:
1. Coba metode decluttering, seperti: simpan hanya barang yang "membawa kebahagiaan".
2. Terapkan aturan "1 in 1 out": setiap membeli barang baru, singkirkan 1 barang lama.
3. Jangan langsung beli saat melihat diskon, tunggu 30 hari. Jika masih ingin dan butuh, baru beli.
Di tahun 2025 ini, hidup minimalis dan sadar konsumsi bukan lagi pilihan eksklusif, tapi kebutuhan. Di tengah dunia yang semakin padat, berisik, dan cepat, gaya hidup ini menawarkan ruang bernapas.
Ini bukan sekadar soal mengurangi barang, tapi tentang memulihkan kendali atas hidup, menemukan ketenangan, dan menjalani hari dengan lebih penuh makna.
Karena pada akhirnya, hidup bukan tentang memiliki lebih banyak, tapi tentang butuh lebih sedikit. (*)