Pameran Koleksi Seni Hendra Hadiprana Digelar Mulai 23 Agustus di Galeri Hadiprana

Koleksi seni milik arsitek dan kolektor ternama Hendra Hadiprana akan dipamerkan dalam sebuah pameran bertajuk Retrospeksi Napak Tilas Seni-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
Jakarta - Koleksi seni milik arsitek dan kolektor ternama Hendra Hadiprana akan dipamerkan dalam sebuah pameran bertajuk Retrospeksi Napak Tilas Seni, yang akan berlangsung di Galeri Hadiprana, Jakarta Selatan, mulai 23 Agustus hingga 15 September 2025.
Pameran ini digelar dalam rangka memperingati hari kelahiran Hendra Hadiprana, sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap dedikasinya dalam memajukan seni modern Indonesia. Sejumlah karya dari maestro seni rupa Indonesia seperti Gregorius Sidharta Soegijo, Sadali, Srihadi Soedarsono, Ad Pirous, Jeihan, dan Yusuf Affendi akan dipajang dalam pameran ini.
Selain itu, karya dari generasi seniman yang lebih muda dan pernah menjadi mitra dekat Hendra Hadiprana juga turut ditampilkan, di antaranya Wayan Bawa Antara, Made Gunawan, Putu Bonus, dan Ketut Seno.
Putri sulung Hendra, Puri Hadiprana, menyatakan bahwa pameran ini menjadi ajang untuk kembali mengingat semangat dan kecintaan sang ayah terhadap dunia seni.
BACA JUGA:Dana untuk Pembayaran Biaya Haji di Muka Telah Tersedia
BACA JUGA: KAI Siap Berkoordinasi dengan Danantara, Terkait Penyelesaian KCIC
“Napak Tilas adalah momen ketika kita tidak melupakan sejarah, meskipun zaman terus berubah,” ujar Puri, yang juga aktif di bidang seni dan desain serta pendiri Hadiprana Art Centre.
Ia juga mengisahkan awal mula sang ayah jatuh cinta pada seni, yaitu saat melihat lukisan Penyaliban Yesus karya G. Sidharta di Hotel Des Indes pada 1957. Lukisan tersebut akhirnya menjadi koleksi seni pertamanya, setelah melalui proses pencarian selama hampir satu tahun.
Manajer Galeri Hadiprana, Johanda, menambahkan bahwa Hendra Hadiprana—yang akrab disapa Om Henk—selalu percaya pada potensi besar seniman-seniman lokal.
“Om Henk melihat bahwa seniman Indonesia punya kualitas yang tidak kalah dari seniman Eropa. Ia merasa bangga bisa menjadi bagian dari dunia seni dan budaya Indonesia,” ungkap Johanda.
Hendra Hadiprana dikenal sebagai pelopor yang memadukan dunia arsitektur dengan seni rupa. Baginya, arsitektur bukan sekadar pekerjaan, tetapi sebuah cara hidup dan bentuk penghormatan terhadap budaya.
Lahir di Bogor pada 13 Agustus 1929, Hendra menempuh pendidikan desain interior dan arsitektur di Akademik Minerva Afdeling Architectuur, Belanda. Ia memilih pulang ke Indonesia pada 1957 meskipun kondisi politik dan ekonomi saat itu belum stabil.
Setahun setelah kepulangannya, ia mendirikan Firma Konsultan Desain Hadiprana dan pada 1962 membuka galeri seni pertama di Indonesia yang awalnya bernama Prasta Pandawa, sebelum kemudian menjadi Galeri Hadiprana pada 1970 di kawasan Jalan Falatehan, Jakarta Selatan.
Dedikasinya terhadap seni tak hanya diwujudkan dalam koleksi pribadi, tetapi juga dalam upaya pembinaan seniman muda dan dukungan terhadap pameran-pameran seni di Tanah Air. (*)