Usai Serangan Harimau Sumatera Memakan Korban, Petani Sekitar TNBBS Diimbau Tidak ke Kebun Sendirian

Korban keganasan harimau sumatera mendapatkan perawatan medis.-ANTARA/HO/warga-
LAMPUNG - Seekor harimau sumatera dilaporkan menyerang seorang petani bernama Amir (45), warga Pekon Tiga Jaya, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat.
Insiden tersebut terjadi pada Jumat sore (5/9) sekitar pukul 16.00 WIB di kawasan Pemangku Talang Madinah, yang berada di sekitar wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Peratin Pekon Tiga Jaya, Subandi, saat dikonfirmasi, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut bahwa korban mengalami luka serius di bagian kepala, akibat serangan mendadak dari hewan buas yang diduga kuat adalah harimau sumatera.
"Benar, kejadian terjadi kemarin sore. Korban diserang saat dalam perjalanan pulang dari kebun bersama anaknya," kata Subandi, Sabtu (6/9).
BACA JUGA:Harga Cabai Rawit Tembus Rp45.926/kg, Bawang Merah Turun Jadi Rp42.720/kg
BACA JUGA:Pemkot Jambi Percepat Sertifikasi Halal untuk Perkuat Daya Saing UMKM
Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, korban dan anaknya tengah berjalan pulang ketika tiba-tiba diserang dari belakang oleh harimau. Serangan itu mengenai bagian kepala, membuat korban dan anaknya terjatuh ke tanah.
Amir sempat berteriak keras yang kemudian membuat harimau melarikan diri ke dalam hutan.
Teriakan tersebut juga memicu perhatian warga sekitar, yang kemudian datang untuk memberikan bantuan dan membawa korban ke Puskesmas Sekincau.
Tenaga medis di Puskesmas Sekincau, Indra, menyebut bahwa Amir mengalami luka robek yang cukup dalam di bagian kepala dan punggung.
BACA JUGA:Puncak Gerhana Bulan Total di Bali Diprediksi Terjadi 8 September Pukul 02.11 WITA
BACA JUGA:Dosen Teknik Kebumian Universitas Jambi Gelar Pelatihan Digital Marketing di Desa Air Batu
“Kepala korban mendapatkan hampir 20 jahitan. Meskipun luka parah, kondisinya cukup stabil dan fisiknya masih kuat,” kata Indra.
Menanggapi insiden tersebut, aparat desa mengimbau masyarakat sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di kebun atau wilayah dekat hutan.
“Kami sarankan untuk sementara waktu, warga tidak beraktivitas sendirian di kebun. Ini demi keselamatan bersama,” tegas Subandi.
Kejadian ini menambah daftar serangan satwa liar terhadap manusia di wilayah konservasi, yang kerap terjadi akibat semakin sempitnya habitat alami harimau dan aktivitas manusia yang masuk ke area hutan. (*)