Rentan Terlilit Hutang, Gen Z Diingatkan Bahaya Gaya Hidup Tak Seimbang!

Ilustrasi Gaya Hidup Anak Generasi Z--

Bahkan, beberapa diantaranya menggunakan layanan pinjaman ilegal yang memiliki bunga sangat tinggi dan risiko hukum.

Kurangnya Dana Darurat dan Edukasi Finansial

Masalah lain yang memperparah kondisi ini adalah rendahnya kesadaran menabung.

Riset menunjukkan sekitar 61,7 persen Gen Z tidak memiliki dana darurat, yang berarti mereka tidak siap menghadapi kondisi darurat seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan medis mendesak.

Kondisi ini membuat mereka semakin bergantung pada utang sebagai solusi jangka pendek. Selain itu, literasi keuangan di kalangan Gen Z masih tergolong rendah.

BACA JUGA:Jangkau 90 Persen Provinsi Jambi, Indosat Ooredoo Hutchison Wujudkan Transformasi Digital ke Pelosok Negeri

BACA JUGA:Marselino Ferdinan Dipinjamkan ke klub Slovakia

Banyak yang belum memahami pentingnya mengelola arus kas pribadi, menetapkan anggaran, atau membedakan kebutuhan dan keinginan.

Pengeluaran pun lebih banyak dihabiskan untuk konsumsi harian, dibandingkan ditabung atau diinvestasikan untuk masa depan.

Ketergantungan pada Dukungan Keluarga

Secara global, banyak gen Z terlena dalam pola konsumtif ini. Muncul tren baru bernama soft saving, yaitu gaya hidup finansial yang menyeimbangkan antara menikmati pengalaman hidup dan tetap mengelola uang secara cermat.

Beberapa anak muda juga mulai terbuka membahas masalah utang dan keuangan pribadi di media sosial, memanfaatkan komunitas dan konseling kredit sebagai bentuk dukungan.

BACA JUGA:Usia 20-an Jadi Fase Paling Membingungkan?

BACA JUGA:Rahasia Belanja Online Tetap Bijak

Pakar keuangan menyarankan agar Gen Z mulai menyusun rencana keuangan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound), serta membatasi penggunaan kartu kredit dan paylater hanya untuk kebutuhan mendesak.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan