Tradisi Lempar Bunga di Pernikahan, Dari Inggris Abad ke-18 hingga Jadi Tren di Indonesia

-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
Tradisi Serupa di Indonesia
Meski berasal dari budaya Barat, Indonesia juga memiliki tradisi dengan makna serupa. Di Jawa, misalnya, terdapat kepercayaan bahwa bunga pengantin, biasanya melati atau kantil, bisa membawa keberuntungan dalam urusan jodoh.
Bunga tersebut kerap diambil oleh para tamu, khususnya kaum muda. Dengan harapan segera dipertemukan dengan pasangan hidup.
Hal itu menunjukkan bahwa meski berbeda bentuk, simbol bunga sebagai lambang cinta dan keberuntungan ternyata hadir dalam banyak budaya.
Tip Menyelenggarakan Lempar Buket Bunga
Bagi pasangan yang ingin menghadirkan tradisi itu dalam pesta pernikahannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar prosesi berjalan lancar dan tetap meriah:
1. Pilih lokasi yang tepat
Lempar buket sebaiknya dilakukan di area yang luas. Agar para tamu bisa bergerak bebas. Umumnya prosesi itu berlangsung setelah makan malam atau sebelum sesi dansa.
2. Gunakan buket bunga yang tepat
Jenis bunga juga bisa memberi sentuhan khusus. Misalnya, calla lily yang melambangkan kekuatan, atau bunga putih yang kerap dikaitkan dengan kesucian dan kemurnian.
3. Abadikan momen
Karena penuh dengan ekspresi spontan, tradisi itu sangat sayang jika tidak direkam. Kamera, drone, atau fotografer profesional bisa memastikan setiap momen tertangkap dengan indah.
4. Koordinasi dengan MC atau wedding organizer
Peran MC penting untuk mengatur transisi acara, memanggil tamu yang ingin ikut serta, sekaligus menjaga suasana tetap hangat dan menyenangkan.
Tradisi lempar buket bunga bukan hanya soal seru-seruan di pesta pernikahan. Tapi juga menyimpan sejarah panjang, nilai simbolis, hingga keyakinan tentang cinta dan keberuntungan.