Pemprov Targetkan Selesai Akhir 2026, Pembangunan Jalan Khusus Batubara oleh 3 Perusahaan

PENINJAUAN: Gubernur Jambi, Al Haris didampingi Johansyah saat meninjau underpass jalan khusus batubara di Desa Tenam, Kabupaten Batang Hari. -Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI — Sektor pertambangan, khususnya batubara, masih menjadi salah satu penggerak utama perekonomian di Provinsi Jambi. Selain memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), sektor ini juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM per Oktober 2022, Jambi memiliki cadangan batubara sekitar 1,9 miliar ton. Dengan asumsi produksi tahunan sebesar 19 juta ton, cadangan tersebut diperkirakan mampu bertahan hingga 100 tahun ke depan. Hal ini menempatkan batubara sebagai salah satu sumber daya alam strategis bagi keberlanjutan pembangunan ekonomi di daerah.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jambi, Johansyah, mengatakan bahwa pembangunan jalan khusus batubara menjadi solusi penting untuk mengatasi berbagai persoalan. Pembangunan jalur ini tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan melalui pembiayaan konsorsium perusahaan-perusahaan batubara yang beroperasi di Jambi.
“Gubernur Jambi sendiri menegaskan komitmennya untuk mendorong pembangunan jalan khusus batubara hingga selesai. Hal ini dianggap mendesak, mengingat banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat padatnya angkutan batubara di jalan umum,” katanya.
BACA JUGA:BKD Isnstruksikan Pilih Salah Satu, Guru PPPK Merangin Merangkap Jabatan Kepala Desa
BACA JUGA:Program MBG di Batang Hari Mulai Disalurkan
Truk-truk dengan muatan berlebih, kerap mengalami rem blong, terguling, hingga tabrakan beruntun yang memakan korban jiwa dan merugikan pengendara lain. Selain itu, tonase berlebihan mempercepat kerusakan infrastruktur seperti jalan berlubang, bergelombang, hingga retak.
Tiga jalur khusus batubara saat ini tengah digarap di Provinsi Jambi. Pertama, ruas Pauh hingga Mendalo sepanjang 108 kilometer. Ruas jalan ini telah mendapatkan izin sejak tahun 2014 dari Gubernur Jambi saat itu, Hasan Basri Agus (HBA).
Kedua, jalur Mandiangin menuju Tenam sepanjang 103 kilometer yang digadang-gadang menjadi salah satu akses strategis bagi angkutan batubara. Sementara itu, PT Putra Bulian Properti juga telah mengerjakan tahap pertama pembangunan jalan khusus sepanjang 77,5 kilometer, membentang dari Dusun Mudo hingga Kilangan, dengan target memperlancar distribusi batubara tanpa membebani jalan umum.
Dalam pembangunannya, PT Putra Bulian ini banyak terkendala dalam pembebasan lahan, sehingga progres pembangunannya cukup lambat.
Terdapat 22 titik yang menjadi hambatan, mulai dari harga tinggi, hingga keberadaan rumah warga dan permintaan relokasi. Untuk mempercepat penyelesaian, pemerintah provinsi telah mengeluarkan surat teguran agar hambatan tersebut dapat segera dituntaskan.
“Kami minta kepada pengusaha agar segera menyelesaikan target pembangunan jalan khususnya, kita berharap akhir Desember 2026, ini bisa terealisasi dengan baik,” ujar Johansyah.
Keberadaan jalan khusus batubara dinilai mampu mengurangi beban jalan umum yang selama ini dipenuhi angkutan berat. Dengan adanya jalur khusus, arus lalu lintas masyarakat akan lebih aman dan lancar, infrastruktur publik lebih terjaga, serta kualitas lingkungan meningkat.
Bagi pemerintah daerah, jalan ini berarti efisiensi anggaran, peningkatan penerimaan, dan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan sosial. Sedangkan bagi masyarakat, manfaat utama yang dirasakan adalah kenyamanan berkendara, rasa aman di jalan, serta infrastruktur publik yang lebih baik. (mg04/enn).