Dietisien RSCM: Air Kelapa dan Makanan Mudah Cerna Efektif Redakan Gejala Keracunan Makanan
Manfaat Air kelapa-Pinterest @ vezom103-
JAMBIKORAN.COM - Keracunan makanan masih menjadi masalah kesehatan yang kerap dialami masyarakat, terutama akibat pengolahan dan penyimpanan makanan yang tidak tepat.
Dietisien dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Fitri Hudayani, menyampaikan bahwa ada sejumlah makanan dan minuman yang dapat membantu meredakan gejala keracunan sekaligus mempercepat pemulihan pencernaan.
Salah satu minuman yang disarankan adalah air kelapa, karena kandungan elektrolitnya mampu menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat muntah atau diare.
Air kelapa juga dinilai aman bagi lambung, sebab tidak terlalu asam sehingga dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman sekaligus menjaga keseimbangan cairan tubuh.
BACA JUGA:Seorang Wanita Tertancap Busur Saat Hendak Membeli Bakso
BACA JUGA:Kodim 0419/Tanjab Gelar Bakti Kesehatan dan Sosial dalam Rangka HUT TNI Ke-80
Gejala keracunan makanan umumnya ditandai dengan diare, muntah, nyeri perut, hingga sakit kepala.
Kondisi ini dapat muncul akibat proses memasak yang kurang higienis, penyimpanan yang tidak sesuai, maupun konsumsi makanan berisiko tinggi seperti olahan bersantan yang cepat basi.
Selain itu, keracunan juga dapat terjadi akibat kontaminasi silang, misalnya ketika pengolah makanan tidak menjaga kebersihan tangan, peralatan dapur, atau menggunakan air yang tidak layak konsumsi.
Dalam kasus ringan, keracunan dapat ditangani dengan istirahat cukup, hidrasi yang memadai, dan konsumsi makanan yang mudah dicerna.
BACA JUGA:Bahaya Lampu Strobo Ilegal: Pakar ITB Ingatkan Risiko Kecelakaan, Korlantas Polri Lakukan Evaluasi
BACA JUGA:Luncurkan Pilot Project Program Kampung Bahagia, Walikota Maulana Harap Jadi Percontohan
Fitri menyarankan agar penderita memilih bubur halus, lauk tanpa bumbu pedas, serta sayuran dengan serat ringan.
Seiring pemulihan, tekstur makanan dapat ditingkatkan bertahap agar tubuh lebih cepat beradaptasi.
Sebaliknya, makanan tertentu sebaiknya dihindari karena dapat memperparah gejala.
Gorengan, olahan bersantan, makanan berlemak, hingga susu full cream dinilai dapat merangsang iritasi pencernaan.
BACA JUGA:Dukungan Pendidikan Baznas untuk Generasi Muda Indonesia
Begitu pula makanan bergas atau dengan rasa tajam, karena berpotensi memicu mual dan memperlambat pemulihan.
Fitri juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala berat, seperti muntah terus-menerus, diare berkepanjangan, atau dehidrasi parah.
Pada kondisi tersebut, tindakan medis harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang berbahaya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pencegahan merupakan langkah paling penting.
BACA JUGA:Ajak Masyarakat Aktif Jaga Kebersihan, Walikota Jambi Bersih-bersih Danau Sipin
BACA JUGA:Tampil Dominan, Smanel Libas SMAN 2B Kota Jambi
Penyimpanan makanan harus disesuaikan dengan jenis bahan, suhu, serta lama waktu simpan.
Masakan dengan daya tahan lama seperti sayur bening atau tumisan relatif lebih aman disimpan dibandingkan masakan bersantan yang mudah basi.
Hal ini menurutnya perlu diperhatikan sejak tahap perencanaan menu agar makanan tetap aman dikonsumsi.
Dengan memperhatikan kebersihan, pengolahan, dan penyimpanan yang benar, risiko keracunan dapat ditekan.
BACA JUGA:Mees Hilgers Bersiap Kembali Perkuat Tim Utama
BACA JUGA:Update Harga Pasaran Mees Hilgers
Namun, bila kondisi terlanjur terjadi, konsumsi cairan elektrolit alami seperti air kelapa, disertai makanan yang lembut dan ringan, bisa menjadi pertolongan pertama sebelum mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. (*)