Bahaya Minum Teh Saat Perut Kosong: Picu Asam Lambung hingga Gangguan Pencernaan

Minum Teh Saat Perut Kosong Picu Asam Lambung hingga Gangguan Pencernaan-ANTARA/Sizuka-
JAMBIKORAN.COM – Minum teh di pagi hari sebelum sarapan kerap menjadi rutinitas sebagian orang. Namun, kebiasaan ini ternyata menyimpan risiko kesehatan yang cukup serius, terutama bagi sistem pencernaan.
Para ahli gastroenterologi menilai, minum secangkir teh tepat setelah bangun tidur dalam kondisi perut kosong dapat memperburuk keasaman dan memicu keluhan perut yang tidak nyaman.
Lambung manusia pada dasarnya telah memproduksi asam sepanjang malam. Ketika seseorang menambahkan teh atau kopi sebelum sarapan, kadar keasaman dalam perut dapat meningkat drastis.
Kondisi ini dapat memicu sensasi terbakar, rasa mual, hingga perut kembung. Meskipun tidak semua orang langsung merasakan efek tersebut, risiko jangka panjang tetap ada dan bisa berdampak pada kesehatan pencernaan.
BACA JUGA:Cak Imin: Prabowo Berhasil Pidato dengan Baik
BACA JUGA:Komitmen Sejalan dengan Presiden Prabowo Jaga Pangan
Kandungan tanin dalam teh juga menjadi faktor yang memperburuk kondisi lambung. Senyawa ini dapat mengiritasi lapisan mukosa pelindung di bagian dalam perut, sekaligus mengurangi kemampuan tubuh menyerap zat besi.
Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, terutama dengan perut kosong, teh berpotensi memperberat keluhan pasien yang memiliki gangguan refluks asam maupun gastritis.
Meski begitu, bukan berarti teh harus dihindari sepenuhnya. Teh tetap bisa menjadi minuman sehat bila dikonsumsi pada waktu yang tepat.
Para dokter menyarankan agar teh diminum setelah perut terlebih dahulu diberi perlindungan. Salah satu cara paling sederhana adalah meminum segelas air putih sebelum menikmati teh atau kopi. Langkah ini membantu menetralisir asam lambung yang sudah terbentuk semalaman.
BACA JUGA:Satgas Karhutla Resmi Dibubarkan
BACA JUGA:Maulana Peringatkan Guru dan Nakes PPPK, Akan Lakukan Evaluasi Kinerja Secara Berkala
Alternatif lain adalah memadukan teh dengan buah-buahan segar atau segenggam kacang-kacangan. Asupan ini berfungsi sebagai lapisan pelindung tambahan bagi lambung sehingga risiko mual, kembung, atau kram dapat ditekan.
Dengan demikian, teh tetap dapat dinikmati tanpa harus mengorbankan kenyamanan pencernaan.
Batas konsumsi juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan.
Secara umum, minum dua cangkir teh per hari masih tergolong aman. Namun, jika jumlahnya meningkat hingga empat atau lima cangkir setiap hari dalam kondisi perut kosong, maka risiko kerusakan pada lambung semakin besar.
BACA JUGA:KPK Tahan Menas Erwin, Kasus Suap Pengurusan Perkara MA
BACA JUGA:Jambi Punya Lebih dari 2 Juta Hektare Hutan, Separoh Dikelola Perusahaan dan Masyarakat
Mengabaikan aturan ini bukan hanya menimbulkan keluhan jangka pendek seperti rasa tidak nyaman di perut, tetapi juga berpotensi memicu masalah kesehatan jangka panjang.
Peningkatan keasaman yang berulang bisa menyebabkan peradangan kronis pada lambung, memperburuk gejala refluks, bahkan memengaruhi kualitas tidur akibat rasa nyeri di malam hari.
Kesadaran akan pola konsumsi minuman berkafein, termasuk teh, sangat penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Menjadikan teh sebagai pelengkap setelah sarapan, bukan sebagai minuman pertama di pagi hari, dapat menjadi langkah sederhana namun efektif untuk mengurangi risiko gangguan lambung.
BACA JUGA:Jambi Punya Lebih dari 2 Juta Hektare Hutan, Separoh Dikelola Perusahaan dan Masyarakat
BACA JUGA:Desa Wisata Baselang Kota Jambi Didorong Jadi Destinasi Berkelas dan Berkelanjutan
Dengan pemahaman yang tepat, masyarakat tetap bisa menikmati secangkir teh sebagai bagian dari gaya hidup sehat tanpa harus khawatir terhadap dampak negatifnya. (*)