Eks RS Budi Graha Diusulkan Jadi Lokasi SMAN 15

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Rusli Kamal Siregar -Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi mengusulkan pembangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 15 Kota Jambi ditargetkan di tahun 2026. Namun pembangunan tersebut masih terkendala masalah lahan.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Rusli Kamal Siregar mengatakan, bahwa ada alternatif untuk membangun SMAN 15 Kota Jambi itu, yakni berada di eks Rumah Sakit Budi Graha.
Menurutnya, pembangunan SMAN 15 Kota Jambi itu lebih tepat di bangun di eks Rumah Sakit Budi Graha.
"Sekarang rumah sakit itukan tidak beroperasi lagi, ini yang mungkin kita sounding ke sana, bisa tidak menggunakan lahan itu untuk SMAN 15 Kota Jambi," ujarnya, Minggu (28/9).
BACA JUGA:Bupati Tanjab Timur Bersama Gubernur dan Kapolda Jambi Melakukan Panen Raya Jagung Kuartal ke III
Ia menjelaskan, bahwa pembangunan SMAN 15 tersebut harus di eks rumah sakit, mengingat luasan lahan serta biaya pembangunan itu tidak terlalu besar.
"Itu (pembangunan, Red) menurut pikiran saya ya, itu memang lebih layak, lebih luas dan biaya untuk mengoperasionalkan juga tidak terlalu besar. Karena kelas-kelasnya sudah ada, bekas ruangan perawatan, cukup besar itu," katanya.
Dalam pembangunan SMAN 15 Kota Jambi ini, pihaknya pun sangat mendukung. Karena, di sana belum mempunyai SMA Negeri. Sehingga untuk mengenyam pendidikan, mereka harus bersekolah ke SMK Swasta.
"Kita prihatin dengan masyarakat yang ada di daerah Jambi Timur dan Pasar, apalagi waktu sistem zonasi, itu banyak tidak tercover, begitu juga dengan sistem domisili," kata dia.
Diketahui, pembangunan SMAN 15 Kota Jambi ini diprioritaskan untuk masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Pasar dan Kasang, karena belum ada SMA Negeri. Rencana pembangunan ini juga telah lama diusulkan kepihak kementerian.
Kasi Kelembagaan dan Sarpras SMA, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jambi Iwan Safri mengatakan, bahwa daerah yang belum ada SMA Negeri itu berada di dua kecamatan yakni Pasar dan Kasang.
"Jadi kita bisa mengakomodir warga Pasar dan Kasang. Apalagi dengan sistem domisili, ketika dengan domisili tentu anak-anak yang mau masuk ke sekolah di luar kecamatan tentunya sulit," ujarnya saat dimintai keterangan, beberapa waktu lalu.