YONO, Gaya Hidup Gen Z 2025: Menolak Boros, Memilih Sederhana dan Berkelanjutan

Tren Gen Z tahun 2025 adalah YONO (You Only Need One). Konsep ini lahir sebagai respons terhadap pola konsumsi boros di masa lalu, termasuk fenomena YOLO (You Only Live Once) serta budaya flexing yang menonjolkan kemewahan.--
JAMBIKORAN.COM - Gaya hidup generasi Z terus mengalami transformasi seiring perubahan sosial dan ekonomi. Tren terbaru yang mulai menarik perhatian pada tahun 2025 adalah YONO, singkatan dari You Only Need One.
Konsep ini lahir sebagai respons terhadap pola konsumsi boros di masa lalu, termasuk fenomena YOLO (You Only Live Once) dan budaya flexing yang menekankan kemewahan.
YONO menekankan kesederhanaan, efisiensi, dan keberlanjutan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Prinsip utama dari gaya hidup ini adalah membeli barang yang benar-benar diperlukan, berkualitas, dan tahan lama.
Dengan pendekatan tersebut, para pengikut YONO tidak hanya menghemat pengeluaran, tetapi juga berkontribusi terhadap pengurangan dampak lingkungan.
BACA JUGA:Israel Hadang Kapal Bantuan Internasional, Greta Thunberg Selamat namun Ditahan
Peralihan ini dipicu oleh berbagai tekanan ekonomi, mulai dari inflasi yang meningkat, pendapatan yang stagnan, hingga ketidakpastian masa depan.
Generasi muda pun mulai meninggalkan konsumsi impulsif dan mengadopsi pola hidup yang lebih hemat serta bijaksana.
Perbedaan mendasar antara YONO dan YOLO terletak pada prioritas dan tujuan pengeluaran. Jika YOLO mendorong kesenangan instan dan konsumsi barang mewah, YONO menekankan nilai guna jangka panjang.
Pengeluaran untuk pengalaman sementara, seperti makan di restoran mahal, mulai digantikan oleh pilihan praktis, ekonomis, namun tetap bernutrisi.
BACA JUGA:Terungkap! Emak-Emak Komplotan Copet Ternyata Residivis Ada Hubungan Keluarga
BACA JUGA:Potret Hitam Putih Jadi Pilihan Prabowo untuk Ucapkan Selamat Ulang Tahun kepada Gibran
Tren ini juga memengaruhi sektor fashion dan kecantikan, di mana produk multifungsi dan terjangkau semakin diminati, sementara barang branded bukan lagi simbol status utama.
Beberapa cara menjalani prinsip YONO antara lain: