Maraton Film Jadi Gaya Hidup Baru

-jambi independent-Jambi Independent
Aktivitas ini juga dapat meningkatkan kedekatan sosial ketika dilakukan bersama orang lain, seperti maraton film bersama sahabat di akhir pekan.
Selain itu, maraton menonton juga membuka wawasan budaya. Dengan akses ke serial dari berbagai negara, penonton bisa lebih mengenal keberagaman bahasa, tradisi, hingga gaya hidup yang berbeda.
Misalnya, meningkatnya popularitas drama Korea di Indonesia membuat banyak penonton lebih familiar dengan budaya Korea Selatan.
Dampak Negatif yang Perlu Diwaspadai
Meski menyenangkan, binge-watching juga membawa dampak negatif jika dilakukan berlebihan. Salah satunya adalah gangguan pola tidur.
Menonton serial hingga larut malam bisa menyebabkan kurang tidur dan berdampak pada kesehatan fisik maupun mental.
Selain itu, duduk terlalu lama di depan layar dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti nyeri punggung, kelelahan mata, hingga risiko gaya hidup sedentari.
Dari sisi psikologis, binge-watching berlebihan juga bisa memicu kecanduan dan menurunkan produktivitas, terutama jika mengganggu pekerjaan atau studi.
Fenomena Sosial dan Budaya Populer
Menariknya, budaya maraton film kini tidak hanya sebatas kegiatan hiburan pribadi. Media sosial sering dipenuhi dengan diskusi, ulasan, hingga meme seputar serial atau film yang sedang populer.
Hal ini membuat binge-watching menjadi bagian dari budaya populer global yang mempertemukan orang-orang dengan minat yang sama.
Bahkan, sejumlah acara nonton bareng (watch party) secara daring maupun offline semakin marak. Komunitas penggemar memanfaatkan momen rilis serial baru untuk menonton bersama sekaligus berbagi pengalaman.
Dengan demikian, binge-watching kini berkembang menjadi gaya hidup yang erat kaitannya dengan identitas sosial dan budaya digital.
Bagi sebagian orang, maraton film sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern yang lekat dengan teknologi dan budaya populer. Karena itu, bijaklah mengatur waktu menonton agar tetap seimbang antara hiburan, kesehatan, dan produktivitas. (*)