BGN: Rp 10 Ribu Cukup untuk Menu Ayam dan Telur
BGN: Rp 10 Ribu Cukup untuk Menu Ayam dan Telur-Wakil Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang.-Jambi Independent
JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa penetapan anggaran Rp 10.000 per porsi untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah melalui perhitungan cermat langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
BGN menjamin, dengan anggaran tersebut, menu makanan tetap dapat memenuhi gizi, termasuk menyajikan protein hewani berupa ayam dan telur.
Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo sangat detail dalam menghitung komposisi menu MBG. Perhitungan ini bertujuan untuk memastikan kecukupan gizi tanpa membebani anggaran negara secara berlebihan.
"Jangan sampai ada yang mengurangi bahan baku. Pak Prabowo sampai menghitung sendiri menu itu, dan beliau berkesimpulan dengan Rp 10.000 itu masih bisa pakai ayam dan telur," ujar Nanik.
BACA JUGA:Nadiem Diperiksa Selama 11 Jam
BACA JUGA:Cak Imin Singgung Nasib 1.900 Santri, Pembangunan Ulang Ponpes Al Khoziny Gunakan APBN
Menurut Nanik, Presiden Prabowo menginginkan menu MBG tidak hanya sekadar mengenyangkan, tetapi harus mengandung gizi yang optimal, terutama protein untuk tumbuh kembang anak dan ibu hamil.
Nanik S Deyang juga memberikan peringatan keras kepada seluruh pelaksana program di lapangan, baik mitra dapur maupun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), agar tidak mengurangi kualitas bahan baku demi mencari keuntungan.
"Jadi jangan di-mark up (dilebihkan). Anggaran bahan baku itu harus penuh. Selain susu, harus ada dua lauk, bukan satu," tegasnya.
Anggaran Rp 10.000 per anak per hari ini merupakan penyesuaian dari rencana awal Rp 15.000, setelah pemerintah melakukan re-evaluasi kondisi anggaran.
Meskipun ada penyesuaian nominal, BGN memastikan standar gizi minimal 600-700 kalori yang mengandung karbohidrat, protein, dan nutrisi penting lainnya tetap terpenuhi. Dalam kesempatan yang sama, BGN mengakui bahwa implementasi awal program MBG tidak luput dari kesalahan dan kekurangan di lapangan, terutama terkait kelayakan dapur dan pengawasan menu.
"Kita harus akui ini kelalaian kita bersama. Ini salah BGN, mitra, dan SPPG yang harus kita perbaiki bersama," kata Nanik.
Oleh karena itu, BGN mengimbau semua unsur pelaksana untuk saling mengingatkan dan bekerja secara integritas. Ia menekankan bahwa program MBG adalah wujud kecintaan Presiden Prabowo terhadap anak-anak Indonesia, dan bukan bertujuan untuk orientasi bisnis semata. (*)