Tekankan Pendamping Lebih Aktif di Lapangan
Gubernur Jambi, Al Haris saat menyaksikan seremoni pelatihan pendamping koperasi desa mreah putih.-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI — 218 pendamping Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDKMP) dilatih sebagai bagian dari upaya memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan mempercepat pengembangan koperasi berbasis desa.
Program ini diharapkan mampu menjadikan koperasi sebagai penggerak utama ekonomi lokal.
Gubernur Jambi, Al Haris, menegaskan bahwa keberhasilan koperasi tidak cukup hanya dengan program seremonial, melainkan harus diikuti pendampingan yang konsisten dan berbasis kebutuhan lapangan.
“Pendamping harus memahami kondisi riil di lapangan dan membantu koperasi tumbuh menjadi lembaga bisnis yang sehat dan berdaya saing,” kata Al Haris, Selasa (28/10).
BACA JUGA:Langkah Baru Kota Jambi Menuju Literasi Digital Global
BACA JUGA:Maulana Dorong Pemuda Kota Jambi, Ambil Peran Nyata dalam Pembangunan Daerah
Ia menekankan pentingnya peran pendamping dalam mengawal percepatan operasional koperasi di tingkat desa, termasuk dalam pengawasan penggunaan dana.
Setiap pendamping, menurutnya, memiliki tanggung jawab membina 10 koperasi binaan di wilayah masing-masing.
Selain itu, Al Haris juga mengingatkan agar pengurus koperasi berhati-hati dalam menggunakan dana desa sebagai jaminan pinjaman ke bank-bank milik negara (Himbara).
Ia menegaskan perlunya perencanaan matang dan prinsip kehati-hatian agar program pemberdayaan tidak berubah menjadi beban keuangan.
“Dana desa harus dimanfaatkan sesuai tujuan dan kemampuan bayar harus diperhitungkan dengan cermat. Pemerintah harus memastikan koperasi benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jambi, Sardaini, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari implementasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 17 Tahun 2025 tentang penguatan ekonomi rakyat melalui koperasi.
Program ini kini memasuki etape kedua, yakni tahap pengembangan unit bisnis koperasi.
“Koperasi kini tidak hanya fokus pada manajemen internal, tapi juga diarahkan untuk membangun aspek fisik seperti gerai, pergudangan, dan sarana logistik pendukung,” terang Sardaini.