Rekomendasi Bacaan Sastra Klasik Indonesia
ilustrasi buku sastra--
JAMBIKORAN.COM - Setiap Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Bulan Bahasa dan Sastra. Sebuah momen untuk merayakan kekayaan Bahasa nasional serta karya Sastra. Keduanya menjadi bagian penting dari identitas budaya bangsa.
Di pengujung bulan istimewa tersebut, tidak ada cara yang lebih bermakna untuk mengenangnya selain dengan kembali menikmati karya sastra klasik Indonesia.
Membaca karya sastra tak semata soal hiburan. Ia adalah jendela untuk memahami perjalanan bangsa, nilai kemanusiaan, dan refleksi sosial pada masanya.
Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sastra klasik Indonesia memiliki nilai estetika dan historis yang tinggi. Karena karya tersebut memotret kehidupan masyarakat dari masa ke masa.
Anda sudah tahu, sastra klasik adalah karya yang dianggap memiliki nilai abadi dan tetap relevan dibaca lintas generasi.
Karya-karya itu tidak hanya menawarkan keindahan bahasa. Tetapi juga menyampaikan kritik sosial, perjuangan, dan identitas bangsa.
Di tengah derasnya arus digitalisasi dan hiburan cepat, membaca sastra klasik menjadi cara elegan untuk menenangkan diri. Sekaligus memperkaya wawasan.
Berikut rekomendasi bacaan sastra klasik Indonesia yang layak Anda baca kembali di rumah, di perpustakaan, atau bahkan di tongkrongan.
1. Bumi Manusia (1980) – Pramoedya Ananta Toer
Novel legendaris itu merupakan bagian pertama dari Tetralogi Buru. Bumi Manusia berkisah tentang Minke, seorang pemuda pribumi terdidik yang berjuang memahami identitasnya di tengah kolonialisme Belanda.
Tema utama novel itu adalah perlawanan, pendidikan, dan kesadaran sosial. Melalui kisahnya, Pramoedya menggugah pembaca untuk memahami pentingnya kebebasan berpikir.
2. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (1938) - Hamka
Kisah cinta tragis antara Zainuddin dan Hayati dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck menjadi simbol benturan antara adat dan perasaan. Hamka dengan indah menggambarkan perjuangan cinta yang terhalang oleh perbedaan status sosial.
Tema konflik budaya dan nilai moral membuat karya itu tetap relevan hingga kini. Bahkan telah diadaptasi menjadi film populer.
3. Negeri 5 Menara (2009) – Ahmad Fuadi
Meski tergolong modern, novel itu sudah dianggap sebagai karya penting dalam khazanah sastra Indonesia.
Terinspirasi dari kisah nyata, Negeri 5 Menara menyoroti semangat belajar, persahabatan, dan kekuatan mimpi.
Slogan “Man jadda wajada” (“Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti berhasil”) menjadi pesan utama yang menginspirasi banyak pembaca muda.
4. Laskar Pelangi (2005) – Andrea Hirata
Novel itu menceritakan perjuangan anak-anak Belitung dalam menempuh pendidikan di tengah keterbatasan.
Dengan gaya naratif yang ringan dan penuh haru, Andrea Hirata menyoroti tema pendidikan, kemiskinan, dan semangat juang.
Buku itu telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Bahkan membawa nama Indonesia ke kancah internasional. Menjadikannya buku best seller internasional pertama dari Indonesia.
5. 5 Cm (2005) – Donny Dhirgantoro
Buku yang telah diadaptasi menjadi film ikonik itu bukan sekadar kisah perjalanan mendaki gunung. Tetapi juga kisah tentang persahabatan dan cita-cita.
Enam sahabat memutuskan untuk berpisah sementara agar bisa tumbuh dan menemukan jati diri masing-masing. Cerita itu mengajarkan bahwa impian tidak akan tercapai tanpa keberanian untuk melangkah.(*)