Wijaya 80 Jadi Sorotan di Jazz Goes To Campus 2025, Bukti Musik Jazz Kembali Diminati Anak Muda
Expression Division Coordinator 48th Jazz Goes To Campus (JGTC) Muhammad Risda saat ditemui di area Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Minggu (9/11/2025). -ANTARA/Abdu Faisal.-
JAMBIKORAN.COM - Gelaran Jazz Goes To Campus (JGTC) ke-48 yang diadakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) pada Minggu (9/11), menampilkan semangat baru dalam dunia musik jazz Indonesia.
Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Wijaya 80, grup musik yang digawangi oleh penyanyi sekaligus musisi muda Ardhito Pramono.
Karya-karya Wijaya 80 dianggap mampu merepresentasikan semangat baru musik jazz yang kini tengah naik daun di kalangan generasi muda.
Dalam pameran Museum Jazz Goes To Campus, grup ini bahkan mendapatkan ruang khusus dalam segmen “music highlight” berkat ciri khas dan pengaruh besarnya terhadap perkembangan musik jazz modern.
BACA JUGA:Amanda Manopo Ceritakan Pengalaman Melelahkan Mendaki Gunung Bersama Kenny Austin
BACA JUGA:Musdalifah Basri Lega Setelah Berhasil Tebus Rumah Peninggalan Orang Tuanya yang Hampir Dilelang
“Kenapa Wijaya 80? Pertama, karena mereka mengusung genre jazz, dan yang kedua, mereka adalah grup jazz yang sedang naik daun. Lagu-lagunya punya karakter khas, jadul tapi tetap enak didengar,” ujar Expression Division Coordinator 48th JGTC, Muhammad Risda, yang turut menjadi kurator museum JGTC.
Selain menampilkan karya-karya Wijaya 80, segmen tersebut juga memperlihatkan alat musik dan sejarah perjalanan band tersebut.
Risda menjelaskan, pemilihan Wijaya 80 sebagai sorotan utama bertujuan untuk menunjukkan kepada pengunjung bahwa musik jazz kini semakin dekat dengan anak muda.
“Selama ini jazz dianggap hanya dinikmati orang tua. Sekarang kami ingin memperkenalkan kembali jazz kepada generasi muda. Sesuai tema festival tahun ini, Serenading Jazz for the Youth, kami ingin menunjukkan bahwa jazz bisa booming lagi,” jelas Risda.
BACA JUGA:Pembangunan SDM Kunci Hadapi Kompetisi Dunia Baru
BACA JUGA:Demokrat Dukung Pemerintah Beri Gelar Pahlawan ke Pendahulu Bangsa
Ia juga menambahkan bahwa Candra Darusman, pendiri Jazz Goes To Campus, memiliki peran besar dalam membentuk warna dan arah kurasi festival tahun ini.
Menurut Risda, pengaruh Candra membuat jazz tampil sebagai musik yang “menyenangkan dan menenangkan,” sekaligus tetap relevan bagi generasi muda.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusinya, Candra Darusman juga turut tampil di panggung utama JGTC 2025, berkolaborasi dengan sejumlah musisi muda seperti Bilal Indrajaya dan Monita Tahalea.
Kolaborasi lintas generasi ini menjadi bukti bahwa jazz terus berevolusi dan tetap memiliki tempat istimewa di hati penikmat musik Indonesia. (*)